Akademisi Sebut Studi Kelayakan PLTN Membutuhkan Waktu hingga 2 Tahun

- 21 Juli 2020, 10:56 WIB
ILUSTRASI pembangkit nuklir.*
ILUSTRASI pembangkit nuklir.* /DOK.PR/

PR BEKASI – Isu Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) khususnya di Indonesia masih menjadi pro dan kontra.

Terbaru, Guru Besar Fakultas Teknik Elektro Universitas Indonesia (UI) Prof Iwa Garniwa Mulyana mengatakan studi kelayakan untuk rencana pembangunan PLTN dapat memakan waktu hingga dua tahun.

"Perlu diingat membangun PLTN itu paling tidak feasibility study-nya saja bisa dua tahun, paling cepat satu tahun," kata Iwa seperti dikutip oleh pikiranrakyat-bekasi.com dari kantor berita Antara.

Baca Juga: Bio Farma Rilis Jadwal Produksi Vaksin Virus Corona Sinovac Tiongkok

Saat dicanangkan untuk membangun PLTN dimulai, maka pembangunan pembangkit listrik itu baru dapat selesai pada sekitar delapan tahun, hal ini lantaran terdapat banyak pertimbangan dan aspek terkait keamanan dan keselamatan yang harus dipenuhi.

"PLTN ini sepengetahuan saya paling cepat itu ketika dicanangkan dari sekarang, delapan tahun bisa terbangunnya karena pertimbangan bamyak sekali termasuk dalam pembangunannya karena memang safety dan security memang harus baik sehingga kebutuhannya bisa mencapai delapan tahun," ujarnya.

Adapun studi kelayakan tersebut meliputi sejumlah aspek antara lain keamanan, keselamatan, ekonomi, lingkungan, sosial, dan budaya serta regulasi.

Baca Juga: Mengekor Bursa Asia, IHSG dan Nilai Tukar Rupiah Dibuka Menguat

"Salah satu yang cukup mahal dari feasibility study adalah memperkirakan bahwa wilayah tersebut bebas dari masalah-masalah bencana," imbuhnya.

Iwa menuturkan studi kelayakan bisa lama lantaran harus dilakukan secara komprehensif dan menyeluruh dan banyak aspek yang harus dipenuhi untuk memastikan PLTN dapat aman dibangun pada lokasi yang layak.

Halaman:

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x