PR BEKASI - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan Indonesia bagian selatan akan segera memasuki periode puncak kemarau.
Melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat, BMKG menyebut potensi puncak kemarau di Indonesia selatan itu dipengaruhi penguatan angin Monsun Australia.
Angin tersebut mengalirkan massa udara dingin dan kering dari Benua Australia menuju Asia melewati Samudera di Indonesia dan wilayah benua maritim Indonesia.
Baca Juga: Popularitasnya Anjlok, Donald Trump Mendadak Ingin Tunda Pilpres Amerika Serikat 2020
Musim kemarau kini terjadi pada 69 persen dari 342 daerah Zona Musim (ZOM) di Indonesia. Menguatnya aliran angin Monsun Australia biasanya berkaitan dengan perkembangan sistem tekanan tinggi atmosfer di atas Benua Australia yang mendorong massa udara memiliki aliran yang lebih kuat dari biasanya.
Adapun musim kemarau telah berdampak dan menimbulkan potensi kekeringan secara meteorologis pada 31 persen ZOM berdasarkan indikator Hari Tanpa Hujan (HTH) berturut-turut.
Deret hari kering bervariasi dalam hitungan hari hingga bulan. BMKG memprediksi Agustus sebagai puncak musim kemarau bagi sebagian besar wilayah yang telah mengalami kemarau.
Sebanyak 65 persen ZOM akan mengalami puncak musim kemarau tersebut yaitu sebagian besar NTT, NTB, Bali, sebagian besar Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, sebagian Kalimantan bagian selatan, Sulawesi Selatan dan Papua bagian selatan.
Baca Juga: 'Balas Dendam' Atas Keputusan Turki, Suriah Akan Bangun Hagia Sophia Baru