PR BEKASI – Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh kaum buruh, mahasiswa, dan juga melibatkan siswa pada Kamis 8 Oktober berakhir anarkis di Jakarta.
Selain anarkis, aksi tolak UU Cipta Kerja atau Omnibus Law ini menyisakan tumpukan sampah dengan jumlah yang besar.
“Sudah kita kumpulkan. Sampah yang terkumpul 398 ton,” ucap Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Andono Warih, dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari PMJ News pada 9 Oktober 2020.
Sebanyak 398 ton sampah terkumpul dari beberapa titik di Jakarta dan akan dipindahkan ke tempatnya.
Baca Juga: Balas Ucapan Airlangga Soal Dalang Aksi, Rocky Gerung: Saya Lebih Percaya Anak STM daripada Anda
Sampah yang terkumpul termasuk jenis sampah sisa kebakaran dan puing-puing dan pecahan kaca yang terangkut.
“Ini keseluruhannya ada di Jakarta, tapi kemarin kan yang palingn krusial itu Bundaran HI ke arah Kota dan Bundaran HI ke arah Blok M. Ini yang paling krusial, tapi intinya seluruh wilayah tetap kita jaga konduktivitasnya,” tambah Andono.
Total sebanyak 12 unit road sweeper atau mobil penyapu jalan otomatis, 12 pickup, 20 unit truk sampah anorganik, dan truk sampah typer 30 unit dikerahkan untuk mengangkut sampah-sampah tersebut.
Ada 1.100 petugas penyedia jasa lainnya perorangan (PJLP) yang turut membersihkan dan disediakan karung sebanyak 1000 pcs serta sapu 500 buah.