Ditolak Kunjungi Tahanan KAMI, Pengamat: Tak Diberi Ruang, Pemerintah Takut dengan Gatot Nurmantyo

- 19 Oktober 2020, 12:02 WIB
Mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo.
Mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo. /ANTARA

PR BEKASI - Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menyoroti penolakan yang diterima oleh Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo saat hendak menjenguk sejumlah anggota dan petinggi KAMI yang ditahan di Bareskrim Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada 15 Oktober 2020 lalu.

Ujang Komarudin melihat, saat ini Gatot Nurmantyo terus diikuti dan dimata-matai. Hal itu diduga karena pemerintah takut terhadap gerakan KAMI.

Jika hal itu terus berlangsung, Ujang Komarudin menilai, nasib Gatot Nurmantyo bisa tinggal kenangan, bila tidak mendapat ruang gerak dari pemerintah.

Baca Juga: BNPB Minta Tiga Daerah Ini Siaga, Potensi Banjir Bandang dan Tanah Longsor Hantui Masyarakat

"Sepertinya begitu, Gatot Nurmantyo terus diikuti, dimata-matai, tak diberi ruang gerak, dan digembok. Karena bisa saja pemerintah takut pada gerakkan Gatot dengan KAMI-nya," kata Ujang Komarudin, Senin, 19 Oktober 2020, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI.

Menurut Ujang, dikunci hingga mati secara politik adalah salah satu cara untuk menaklukkan Gatot Nurmantyo.

"Dikunci hingga mati secara politik adalah salah satu cara untuk menaklukkan Gatot Nurmantyo," ujar Ujang.

Kendati demikian, penangkapan terhadap para petinggi KAMI seperti Syahganda Nainggolan dan Jumhur Hidayat adalah bagian dari perjuangan.

Baca Juga: Disangka sudah meninggal, Pasien 'Tertidur' Ini Dinyatakan Wafat dan Dimasukkan ke Pendingin Jenazah

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x