PR BEKASI – Indonesia dan Jepang memulai hubungan diplomatik secara resmi setelah dilakukan perjanjian perdamaian pada 20 Januari 1958.
Mulai saat itu, berbagai kerja sama kerap dilakukan oleh dua negara untuk mendukung satu sama lain.
Indonesia menjadi pasar terbesar produk Jepang dan salah satu tempat investasi perusahaan Jepang, sebaliknya Jepang juga merupakan negara yang mana Indonesia sering melakukan ekspor bahan mentah dan peningkatan sumber daya manusia.
Baca Juga: Naruto Dikabarkan Mati, Para Fans Ajak Warga Desa Konoha Takziah hingga Perempuan Ini Menangis
"Jepang tidak hanya hadir sebagai salah satu investor asing terbesar di bidang industri migas dan nonmigas, tetapi juga berperan besar dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia," ucap Rachmat Gobel, Wakil Ketua DPR RI, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI pada 22 Oktober 2020.
Kedatangan Perdana Menteri (PM) Yoshihide Suga ke Indonesia bukan sekedar kunjungan kenegaraan biasa, melainkan membawa pesan khusus dalam menjaga kerja sama kedua negara.
"Kunjungan PM Suga memiliki pesan kuat dan strategis dari Jepang kepada mitranya di ASEAN, termasuk Indonesia. Di bawah pemerintahan siapapun, Jepang selalu berkeingingan merajut hubungan yang hangat," ucapnya.
Baca Juga: Libur Panjang dan Cuti Bersama, Menhub Memprediksi Kepadatan Kendaraan Akan Terjadi pada Akhir Bulan
Sinyal kuat pun ditunjukkan dari kunjungan ini agar Pemerintah Indonesia tidak melupakan bahwa Jepang berperan strategis dalam membangun harmoni geopolitik dan ekonomi bersama negara mitra.