Survei Tunjukkan Tingginya Ketakutan Berpendapat, Rocky Gerung: Dibanding SBY, Jokowi Lebih Otoriter

- 26 Oktober 2020, 20:19 WIB
Pengamat politik, Rocky Gerung: Komentari berita terkait Luhut yang dapat kritikan mengenai kurangnya sosialisasi pada UU Ciptaker, Rocky Gerung  angkat suara.
Pengamat politik, Rocky Gerung: Komentari berita terkait Luhut yang dapat kritikan mengenai kurangnya sosialisasi pada UU Ciptaker, Rocky Gerung angkat suara. /YouTube Rocky Gerung Official./

PR BEKASI – Lembaga Survei Indikator Politik merilis survei terkait pandangan masyarakat soal kebebasan mengeluarkan pendapat.

Mayoritas responden mengatakan ada ketakutan mengeluarkan pendapat saat ini.

Sebanyak 21,9 persen responden menyatakan setuju dan 47,7 persen responden menyatakan agak setuju bahwa rakyat cenderung mengeluarkan pendapat.

Baca Juga: Dengan Suara Parau, Vanessa Angel Minta Hakim Jatuhkan Vonis Seringan Mungkin: Anak Baru Tiga Bulan

Selain itu, hasil survey menunjukkan 73,8 persen setuju bahwa unjuk rasa dirasa sulit. Hasil survey juga menunjukkan 57,7 persen setuju aparat represi terhadap peserta demontrasi.

Menanggapi hal tersebut, Rocky Gerung sampaikan bahwa angka tersebut tidak menyulutkan semangat masyarakat turun ke jalan.

Menurutnya, tingginya angka ketakutan berpendapat, justru meningkatkan kenekadan masyarakat turun ke jalan.

Baca Juga: Pemiliknya Ribut dan Bakar Ruangannya, Kucing Ini Selamatkan Diri dengan Melompat dari Jendela

Hal ini ia sampaikan melalui kanal YouTube Rocky Gerung Official yang berjudul “Rakyat Makin Takut Bicara, Tapi Makin Nekad Unjukrasa” pada Senin, 26 Oktober 2020.

“Jadi dalam keadaan sekarang, makin tinggi ketakutan itu, orang akan beranggapan sekalipun ada risiko, (makin) akan turun ke jalan. Sebetulnya sikap aparat yang secara semena-mena: mengusir dan mengahalau dengan kekerasan demonstran, itu tidak menyulutkan,” kata Rocky GerungKecew sebagaimana dilansir oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com.

Rocky Gerung menjelaskan bahwa kenekadan tersebut dilandaskan sebab faktor-faktor sosiologi. Ia sampaikan statitik hasil survey tersebut menunjukkan faktor psikologi masyarakat semata.

Baca Juga: Emmanuel Macron Sebut Karikatur Nabi Muhammad Bentuk Kebebasan Berekspresi, Muhammadiyah Kecewa

“Statistik hanya mau memberi tahu tentang keadaan psikologi masyarakat. Tetapi, kalau faktor-faktor sosiologinya seperti ini, dengan segala resiko, orang akan tetap turun ke jalan,” tutur Rocky Gerung.

Rocky Gerung membedakan faktor kecemasan akan kekerasan sebagai faktor psikologi dan kecemasan tidak ada pendapatan sebagai faktor sosiologi.

“Kita musti bedakan antara fear kecemasan akan kekerasan dengan dan fear karena membayangkan gak akan ada pendapatan hari ini. Jadi, saya akan anggap itu akan dilampaui, walaupun angka ketakutannya tinggi,” ucap Rocky Gerung.

Baca Juga: Krisis Kepemimpinan dan Keuangan Jadi Sebab PPP Ingin 'Pinang' Sandiaga, Pengamat: Dia Tak Akan Mau

Selain itu, ia mengungkap bahwa ada satu orkestrasi Istana untuk menakut-nakuti masyarakat melalui narasi perbandingan dengan rezim Soeharto.

“Kenapa Jokowi dianggap demokratis? Karena dibandingkan dengan Soeharto, padahal sebetulnya Jokowi harusnya dibandingkan dengan SBY. Jelas-jelas Soeharto rezimnya lain, otoriter,” tutur Rocky Gerung.

Rocky juga mengklaim bahwa narasi tersebut tidak tepat sebab Jokowi berada di era yang berbeda dengan Soeharto. Ia sampaikan bahwa perbandingan yang tepat adalah dengan SBY, sebab berada pada era yang sama yakni era reformasi.

Baca Juga: Sindir Pembangunan 'Jurassic Park', Bintang Emon: Ambil Aja Bos Semuanya, Duitin Semuanya

“Padahal Jokowi datang ketika demokrasi sudah disiapkan oleh Gus Dur, Megawati, Habibie lebih awal... Kalau dibandinkan dengan SBY, Jokowi lebih otoriter,” ucap Rocky Gerung

“Terlihat bahwa survey ini pada akhirnya akan diikuti oleh konsep yang sudah disampaikan analisis independen dari kampus, dari masyarakat sipil. Bahwa Indonesia sedang ada di dalam gerak membatalkan demokrasi,” kata Rocky Gerung.***

Editor: Puji Fauziah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x