PR BEKASI – Kementerian BUMN dilaporkan merombak jajaran Dewan Komisaris PT. PELNI. Menteri BUMN Erick Thohir mengganti susunan komisaris dan memasukkan sejumlah relawan Joko Widodo ke BUMN.
Deputi Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Perekonomian dan Kemaritiman digantikan oleh Taufiq Purwanto. Selain itu, Komisaris Independen digantikan oleh Kristia Budianto.
Kristia Budianto atau Kang Dede merupakan pemilik akun Twitter @kangdede78 dianggap berjasa mengantarkan Joko Widodo menjadi presiden dan juga merupakan relawan Jokowi.
Baca Juga: Tetap Naikkan Upah Minimum 2021, Ganjar Pranowo Tolak Disebut karena Pilpres 2024
Menanggapi hal tersebut, Muhammad Said Didu menuturkan bahwa BUMN kini kehilangan profesionalitasnya. Menurutnya, BUMN sebagai lembaga negara dianggap milik kelompok tertentu.
Hal ini ia sampaikan melalui akun Twitter @msaid_didu yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Selasa, 3 November 2020.
Selamat tinggal profesionalisme BUMN.
Masih ingat keta2 "indah" Menteri BUMN "BUMN : Badan Usaha bukan Milik Nenek Lu" - betul juga krn seakan dianggap miliknya sendiri dan abaikan profesionalisme dlm pemilihan pimpinan BUMN.
Sejarah akan mencatat !!! https://t.co/o27RertEqj— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) November 2, 2020
“Selamat tinggal profesionalisme BUMN. Masih ingat kata-kata “indah” Menteri BUMN “BUMN : Badan Usaha bukan Milik Nenek Lu” – Betul juga karena dianggap miliknya sendiri dan abaikan profesionalisme dalam pemilihan pimpinan BUMN. Sejarah akan mencatat !!!,” kata Said Didu.
Baca Juga: Jadwal Bola Liga Champions Rabu Dini Hari: Real Madrid, Liverpool, Bayern Muenchen, dan City
Said Didu juga menilai bahwa pergantian posisi penting BUMN oleh relawan Jokowi tidak profesional. Penilaian tersebut juga ia ukur berdasarkan pada jumlah komisaris yang banyak.