@football.noise juga meminta PSSI untuk lebih ketat lagi melakukan verifikasi kepada klub peserta Liga 1 sesuai dengan standar AFC agar tidak terjadi hal memalukan seperti itu lagi.
“Verifikasi sesuai standar pihak AFC (Supporting, Facility, Managerial, Financial and legal). PSSI ini terlalu baik hati dan kasihan pada klub klub kolot. Jadi klub pada ndablek,” katanya.
“Bodo amat lah mau daerah mana aja, ibarat mau liganya full dari klub pulau NTT semua gak masalah asal sesuai standar Verifikasi AFC,” katanya, menambahkan.
Unggahan video dari akun @football.noise tersebut kemudian dibanjiri oleh komentar dari para warganet yang juga mengkritik profesionalisme Persiraja.
“Kaya tarkam bukan liga 2 lgi noise, sangat memalukan bagi sepakbola Indonesia inimah,” tulis akun @irsyad***.
“Fix sih ini liga 1 kudu wajib pake lisensi afc. Klo gada lisensi afc ga boleh main di liga 1,” tulis akun @dmr***.
“Gw dah capek komen kasi msukan, tpi ga prnah di gubris, gw malu klub daerah gw gini amat,” tulis akun @alfa***.
Seperti diketahui, Persiraja Banda Aceh telah merekrut empat pemain asing untuk mengarungi Liga 1 2020 yang menurut rencana akan berlangsung mulai bulan Juli mendatang.