Diskors Tampil Tanpa Bendera dan Lagu Kebangsaan, Rusia Optimis Bisa Bawa Pulang Medali Olimpiade Tokyo 2020

- 25 Juli 2021, 21:51 WIB
Diskors tampil tanpa bendera dan lagu kebangsaan, Rusia percaya atletnya bisa bawa pulang medali Olimpiade Tokyo 2020 atas nama ROC.
Diskors tampil tanpa bendera dan lagu kebangsaan, Rusia percaya atletnya bisa bawa pulang medali Olimpiade Tokyo 2020 atas nama ROC. /TASS

PR BEKASI - Meskipun datang tanpa bendera dan lagu kebangsaan, ketua olimpiade Rusia tetap menginginkan para atletnya memenangkan medali emas Olimpiade Tokyo 2020.

Ketua Komite Olimpiade Rusia percaya hal itu, meskipun para atletnya merasakan hal yang tidak adil saat menuju ke Olimpiade Tokyo 2020.

Namun, Stanislav Pozdnyakov tetap ingin para atlet Olimpiadenya membawa pulang puluhan medali.

Baca Juga: Miliki Toilet Emas di Rumahnya, Polisi Rusia Terlibat Skema Suap Biji-bijian Ilegal 

"Bendera nasional dan lagu kebangsaan adalah faktor motivasi tambahan untuk setiap atlet," kata Stanisiav Pozdnyakov kepada AFP, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Moscow Times pada Minggu, 25 Juli 2021.

"Tentu saja, kami harus tampil tanpa elemen yang hilang ini. Tetapi tim siap bersaing untuk memperebutkan podium. Kami mengantisipasi untuk memenangkan 40 hingga 50 medali," katanya.

Pozdnyakov yang pernah naik podium ketika 56 atlet Rusia menang di Brasil pada lima tahun lalu.

Tetapi hal itu tidak ada artinya jika dibandingkan dengan Olimpiade London ketika waktu itu mereka kembali dengan 82 atlet.

Baca Juga: Profil dan Rekor Eko Yuli Irawan, Penggembala Kambing yang Sumbang Medali Indonesia di 4 Ajang Olimpiade 

Hal itu karena pada 2012 adalah era yang berbeda bagi olahraga Rusia, sebelum negara itu terlibat dalam skandal doping.

Akibatnya, Rusia jatuh dan malu selama bertahun-tahun kemudian yang berarti tidak akan ada logo atau lagu kebangsaan Rusia di Jepang.

Hukuman itu berasal dari sebuah laporan yang diterbitkan pada 2015 oleh Badan Anti-Doping Dunia (WADA), yang mengatakan bahwa Rusia telah menerapkan sistem kecurangan yang luas dengan persetujuan diam-diam dari tingkat pemerintahan tertinggi.

Kemudian pada 2016, Grigory Rodchenkov selaku mantan kepala laboratorium anti-doping Moskow, juga ikut meniup peluit atas doping yang didukung negara di Olimpiade Musim Dingin 2014 yang diselenggarakan di resor Laut Hitam Rusia Sochi.

Baca Juga: Pilih Mundur dari Olimpiade Tokyo 2020 Ketimbang Lawan Israel, IJF Selidiki Kasus Judoka Aljazair  

Pengungkapan itu akan membuat Rusia dilarang dari acara olahraga besar selama empat tahun dan atletnya kehilangan medali.

Jumlah medali yang mengesankan dari London berkurang menjadi 67 karena klaim doping.

Sanksi tersebut dikurangi pada akhir 2020 oleh Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS),  keputusan yang membuat marah beberapa pengamat.

Jadi meskipun lagu, bendera, dan bahkan nama Rusia dilarang dari kompetisi besar hingga Desember 2022, atlet bersihnya diizinkan untuk tetap bertanding dengan bendera ROC.

Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020: Korps Iran Raih Medali Emas, Dedikasikan Khusus untuk Imam Mahdi 

Pozdnyakov masih mengatakan fakta bahwa mereka dilarang mengenakan warna nasional negaranya adalah tindakan yang tidak adil, terutama untuk generasi baru atlet muda.

"Mereka tidak ada hubungannya dengan tuduhan dari 2015," katanya.

Hal seperti ini adalah posisi yang sering diulang oleh pejabat Rusia, yang mengatakan bahwa sekelompok atlet yang lebih muda membayar harga untuk kesalahan yang dilakukan oleh orang yang lebih tua, namun Rusia yang sekarang telah membersihkan tindakan kotor itu.

Sementara itu, Presiden Vladimir Putin yang telah lama menyarankan bahwa skandal doping adalah plot Barat untuk merusak kekuatan olahraga global, tetapi Pozdnyakov mengatakan,  sudah waktunya untuk melupakan masa lalu.

Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020: Atlet Judo Aljazair Putuskan Mundur, Tak Sudi Bertemu Atlet Israel 

Dengan nada mendamaikan, dia memuji kerja kolaboratif yang dilakukan oleh organisasinya dan Komite Olimpiade Internasional.

Dengan upaya tersebut, menurutnya telah membuat atlet Rusia bahagia dengan mengizinkan mereka untuk tetap bersaing.

Meski membenarkan sanksi itu berlebihan, tetapi ia menambahkan bahwa hidup selalu didasarkan pada semacam kompromi dan pencarian konsensus.

Sedangkan di Olimpiade Tokyo 2020, mereka mengizinkan atlet Rusia untuk bersaing di bawah nama Komite Olimpiade Rusia.

Baca Juga: Jokowi Ucapkan Selamat ke Windy Cantika Peraih Medali Pertama di Olimpiade Tokyo 2020 

Namun, lagu kebangsaan Rusia harus diganti dengan musik oleh ikon nasional, komposer Pyotr Tchaikovsky, dan baju olahraga resmi akan di dekorasi dengan warna Rusia.

Penunjukan Pozdnyakov sendiri dilakukan pada Mei 2018 yang merupakan bagian dari upaya pihak berwenang untuk memulihkan kredibilitas organisasinya.

Tidak seperti pendahulunya yang seorang anggota parlemen dan pengusaha, Pozdnyakov adalah peraih medali emas Olimpiade sebanyak empat kali di bidang anggar saat berusia 47 tahun dan tidak terkait langsung dengan politik.

"Misi utama saya adalah melindungi generasi masa depan atlet Olimpiade Rusia dari masalah yang kita hadapi saat ini," katanya, menambahkan.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: The Moscow Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x