Cara Licik China di Olimpiade Tokyo 2020, Klaim Medali Hong Kong dan Taiwan agar Bisa Kalahkan AS

- 15 Agustus 2021, 11:29 WIB
Media China secara licik mendeklarasikan negaranya sebagai pemenang Olimpiade Tokyo 2020 dengan menyertakan medali yang diraih oleh atlet dari Hong Kong dan Taiwan.
Media China secara licik mendeklarasikan negaranya sebagai pemenang Olimpiade Tokyo 2020 dengan menyertakan medali yang diraih oleh atlet dari Hong Kong dan Taiwan. /China News

PR BEKASI – Media milik Partai Komunis China dalam laporan terbarunya secara licik mendeklarasikan China sebagai pemenang Olimpiade Tokyo 2020 dengan menyertakan medali yang diraih oleh atlet dari Hong Kong dan Taiwan.
 
Sebelumnya, China sekali lagi mencoba untuk mengalahkan Amerika Serikat (AS) dari panggung dunia melalui gelaran Olimpiade Tokyo 2020 namun gagal.
 
Hal tersebut terjadi ketika media yang dikelola pemerintah itu meminta atlet China membawa pulang medali emas terbanyak.

Baca Juga: Tak Kuasa Menahan Tangis, Apriyani Rahayu Cium Kaki hingga Peluk sang Ayah usai Juarai Olimpiade Tokyo 2020

Namun, seperti yang kita ketahui bahwa hasil akhir pada tabel medali Olimpiade resmi menunjukkan AS sebagai negara paling sukses di Olimpiade yang tertunda tersebut.
 
AS sendiri diketahui berhasil membawa pulang sebanyak 113 medal, termasuk 39 medali emas.
 
Sebagai perbandingan, China memenangkan 88 medali termasuk 38 medali emas atau 25 medali lebih sedikit dari AS.
 
Namun media di China menambahkan tambahan medali yang terdiri dari empat medali emas lima perak dan sembilan perunggu.

Baca Juga: Acara Sudah Berakhir, Korea Utara Baru Tayangkan Siaran Pertandingan Olimpiade Tokyo 2020

Pasalnya, mereka secara curang memasukkan medali yang diperoleh atlet dari Hong Kong, Taiwan, bahkan Makau untuk dimasukkan ke dalam perolehan milik China.
 
Di bawah aturan yang ditetapkan oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC), Hong Kong dan Taiwan atau dalam ajang olahraga dipanggil China Taipei diketahui bersaing secara independen sebagai Komite Olimpiade Nasional.
 
Hong Kong dan Makau sendiri diklasifikasikan sebagai wilayah administrasi khusus China dengan sistem politik yang berbeda.
 
Sementara Taiwan yang mempunyai nama resmi Republik Tiongkok mengklaim sebagai sebuah wilayah merdeka dari China.

Baca Juga: Dilecehkan meski Raih Emas di Olimpiade Tokyo 2020, Pegulat Ukraina: Bagaimana Saya Aman di Negara Sendiri?  

Dalam hal ini, berarti emas yang diraih oleh pemain anggar Hong Kong, Edgar Cheung atau emas yang diraih oleh atlet angkat besi Taiwan, Kuo Hsing chun tidak dapat diklasifikasikan sebagai kemenangan bagi China.
 
Penggunaan Twitter dengan cepat menangkap upaya penipuan China untuk mencurangi hasil Olimpiade Tokyo 2020.
 
“Menyedihkan. China perlu mencuri pujian atas kemenangan Taiwan untuk berpura-pura mereka menang paling banyak,” kata seorang warganet, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express, Minggu, 15 Agustus 2021.
 
 “Mungkin AS juga memasukkan medali emas milik Puerto Rico. Mereka juga merupakan wilayah AS,” kata warganet lainnya.

Baca Juga: Karateka Arab Saudi Selebrasi Kemenangan Tapi Kalah, Didiskualifikasi oleh Dewan Juri Olimpiade Tokyo 2021 

Sementara itu, warganet lainnya menyatakan bahwa Uni Eropa adalah pemenang Olimpiade Tokyo 2020 yang sebenarnya dengan memasukan seluruh perolehan medali milik seluruh negara Eropa.
 
"Fakta menyenangkan, gabungan Uni Eropa memiliki lebih banyak medali emas daripada AS atau China. Saya ingin melihat bendera Uni Eropa di sebelah nasional pada pakaian atlet," katanya.
 
Jika Anda menggabungkan atlet dari 27 negara anggota blok kontinental, maka Uni Eropa akan memenangkan 77 medali emas.
 
Namun, dalam hal negara-negara Eropa individu, Inggris menduduki puncak penghitungan dengan 22 medali emas.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x