PIKIRAN RAKYAT - Kasus virus corona di Inggris kian hari jumlah kasusnya kian bertambah parah.
Menurut data World Meter pada Minggu 5 April 2020, jumlah kasus di negeri Ratu Elizabeth tersebut mencapai angka 41.903 dan kini masuk pada 10 negara yang memiliki jumlah kasus terbanyak di dunia.
Dengan jumlah tersebut, tentunya berdampak pada beberapa sektor di Inggris. Salah satunya adalah Liga Premier Inggris yang kian tak jelas jalannya kompetisi tersebut.
Sebelumnya pada awal Maret lalu, pihak otoritas sepakbola di negara tersebut telah menangguhkan sementara kompetisi musim ini.
Baca Juga: Kemenkes: Bilik Disinfektan Tak Dianjurkan untuk Manusia, Bisa Timbulkan Iritasi
Hal tersebut pasti mempengaruhi kondisi keuangan klub yang berlaga di Liga Premier Inggris.
Dengan begitu, pemerintah setempat meminta kepada sejumlah klub untuk untuk memotong gaji para pemainnya hingga 30 persen dari total penerimaan tahunan untuk menjamin pendapatan bagi para pekerja klub yang terkena dampak pandemi virus corona.
Belum lama ini tersiar kabar para pemain di Inggris melalui asosiasi pesepakbola profesional Inggris (PFA) menyerukan penolakan terkait pemotongan gaji sebesar 30 persen tersebut.
Lebih lanjut, mereka (para pemain) akan turut berkontribusi secara sosial tapi tidak dengan cara pemotongan gaji.