PR BEKASI – Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa umat manusia jika dalam kondisi lingkungan yang tepat dikatakan dapat berevolusi untuk mengeluarkan racun yang berpotensi mematikan sebagai mekanisme pertahanan diri.
Para ilmuwan telah menemukan fondasi genetik yang diperlukan agar racun mulut berevolusi hadir pada reptil dan mamalia.
Para ahli mengatakan penelitian mereka menunjukkan bukti konkret pertama dari hubungan antara kelenjar racun pada ular dan kelenjar ludah pada mamalia.
Penelitian, yang diterbitkan dalam jurnal PNAS, menunjukkan bahwa meskipun manusia atau tikus tidak berbisa saat ini, genom kita memiliki potensi dalam kondisi ekologi tertentu.
Baca Juga: Dua Alat Kelamin Muncul Tiba-tiba, Dokter di Irak Klaim Tangani Kasus Triphallia Pertama di Dunia
"Ini benar-benar memberikan arti baru bagi orang yang beracun," kata penulis studi Agneesh Barua, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Daily Star.
Dia menggambarkan racun sebagai campuran protein biasa digunakan oleh hewan untuk melumpuhkan dan membunuh mangsa serta untuk pertahanan diri.
Untuk penelitian mereka, alih-alih berfokus pada gen yang mengkode protein yang membentuk campuran beracun, para ilmuwan mencari gen yang bekerja bersama dan berinteraksi dengan gen racun.