PR BEKASI - Menurut penelitian terbaru, Bumi memantulkan lebih sedikit cahaya karena iklimnya terus berubah.
Fenomena indah yang menghubungkan iklim dan kecerahan Bumi adalah awan.
Awan merupakan bagian teka-teki iklim yang terkenal rumit. Para ilmuwan berjuang untuk memodelkan bagaimana awan akan merespons perubahan iklim dan bagaimana respons tersebut pada gilirannya akan membentuk iklim masa depan.
Baca Juga: Gempa Bumi Guncang Pakistan saat Warga Terlelap, 20 Orang Meninggal
Tetapi para ilmuwan di balik penelitian terbaru berpikir bahwa semua temuan terkait reflektifitas bergantung pada dinamika awan di atas Samudra Pasifik.
Dikutip Pikiranrkayat-Bekasi.com dari Live Science, Kamis, 7 Oktober 2021, penelitian ini bergantung pada pengamatan selama dua dekade dari sebuah fenomena yang disebut 'Earthshine'.
Earthshine yang merupakan cahaya pantulan dari Bumi ke permukaan sisi gelap Bulan, lalu dikombinasikan dengan pengamatan satelit dari reflektifitas Bumi atau Albedo, dan kecerahan Matahari.
Baca Juga: Prediksikan Kiamat, Ilmuwan: Kiamat Akan Terjadi Saat Bulan Menjauh dari Bumi
Fitur yang berbeda di Bumi mencerminkan jumlah cahaya yang berbeda: lautan sangat sedikit, sedangkan daratan mendapat sekitar dua kali lebih banyak.