PIKIRAN RAKYAT - Para peneliti terus mengembangkan berbagai alat untuk mendeteksi penyakit yang disebabkan oleh Virus Corona.
Selain itu, para ilmuwan di seluruh dunia juga tengah melakukan penelitian untuk menemukan vaksis Virus Corona, yang hingga kini masih belum juga ditemukan.
Untuk mengurangi beban kerja para dokter yang menangani kasus COVID-19, Universitas Indonesia (UI) mengembangkan alat bantu prediksi kasus pneumonia menggunakan program berbasis Artificial Intelligence (AI) deep-learning.
Baca Juga: Cek Fakta: Tersiar Kabar Warga di India Diserang Serangga Beracun Saat Pandemi, Simak Faktanya
Alat yang dinamakan dengan DSS-CovIDNet ini dikembangkan oleh Kelompok Bidang Ilmu (KBI) Fisika Medis & Biofisika dan KBI Instrumentasi Fisika, Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI (FMIPA UI).
Program tersebut dirancang oleh tim mahasiswa S2 serta alumni dari Departemen Fisika FMIPA UI yang tergabung dalam tim riset Artificial Intelligence for Radiological pplications (AIRA).
Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari RRI, Koordinator Tim AIRA Lukmanda Evan Lubis menerangkan bahwa alat tersebut menggunakan konsep convolutional neural network untuk melakukan klasifikasi dari citra rontgen dada ke dalam tiga kelompok.
Baca Juga: 7 Tahun Menanti Kehadiran Buah Hati, Sang Ibu Hanya Bisa Melihatnya 4 Jam Sebelum Meninggal
Kelompok klasifikasi tersebut yakni pneumonia COVID-19, pneumonia Non-Virus Corona, dan paru normal. Akurasi alat ini diklaim mencapai 98,44 persen.
Sementara Wakil Rektor UI bidang Riset dan Inovasi, Prof Dr rer nat Abdul Haris, M Sc mengatakan tingkat akurasi yang tinggi menjadi keunggulan alat ini.