Ilmuwan Berhasil Temukan Planet yang Dianggap Terdapat Hujan Besi

28 Maret 2020, 15:37 WIB
Ilustrasi ini menunjukkan tampilan sisi malam dari exoplanet WASP-76b. Planet ekstrasurya raksasa yang sangat panas memiliki sisi hari dimana suhu naik di atas 2.400 derajat celcius, cukup tinggi untuk menguapkan logam. Angin kencang membawa uap besi ke sisi malam yang lebih dingin di mana ia mengembun menjadi tetesan besi. Di sebelah kiri gambar, kita melihat perbatasan malam planet ekstrasurya, tempat transisi dari hari ke malam. /salon.com

PIKIRAN RAKYAT - Para peneliti telah menemukan planet yang jauh dan ekstrem dimana objek luar angkasa tersebut dianggap tempat yang terdapat hujan besi.

Dikutip oleh pikiranrakyat-bekasi.com dari Independent, satu sisi planet ini terdapat bagian dihantam oleh suhu hingga 2.400 derajat celcius.

Itu menyebabkan logam di permukaan menguap.

Baca Juga: MUI Serukan Umat Islam Baca Doa Qunut Naziat 5 Kali Sehari untuk Menangkal Malapetaka Virus Corona

Namun, logam yang menguap itu terbawa angin kencang.

ke sisi lain dari planet ini, dimana benda luar angkasa itu secara permanen tetap gelap dan jauh lebih dingin.

Di planet tersebut, uap besi didinginkan, dan mengembun menjadi tetesan besi yang kemudian jatuh ke permukaan.

Baca Juga: Gorila yang Terancam Punah Berisiko Terkena Virus Corona

"Orang bisa mengatakan bahwa planet ini mendapat hujan di malam hari, kecuali hujan besi," kata David Ehrenreich, seorang profesor di Universitas Jenewa di Swiss yang memimpin penelitian yang menemukan planet luar eksotik .

Planet yang dikenal sebagai WASP-76b ini, berjarak 640 tahun cahaya, di konstelasi Pisces. (ESO atau M. Kornmesser) Lingkungan yang sangat ekstrem terjadi karena "sisi siang" planet ini selalu menghadap ke arah bintang induknya.

Di sisi lain, "malam" hanya ada kegelapan abadi.

Baca Juga: Warga Komplek di Bekasi Terapkan Protokol pada Setiap Pendatang, Harus Lewati Bilik Disinfektan

Terkunci seperti Bulan yang terlihat dari Bumi, berputar di sekitar porosnya saat mengelilingi bintangnya.

Sisi hari di planet itu dihantam dengan ribuan kali lebih banyak radiasi dari bintangnya daripada yang kita terima di Bumi.

Panas memaksa molekul untuk merobek menjadi atom, dan mengirim logam menguap ke atmosfer.

Baca Juga: Aksi 'Baby Shark' Polisi Sebagai Ungkapan Terima Kasih Kepada Warga yang Lakukan Social Distancing

Perbedaan antara kedua sisi menyebabkan angin mencambuk planet ini, kata para ilmuwan, membawa uap besi dari sisi panas yang menyala ke sisi dingin, dan menjatuhkannya kembali ke bawah saat hujan.

Seperti halnya temperatur yang berbeda, kedua belah pihak memiliki kimia yang berbeda.

Para astronom dapat melihat planet ini menggunakan instrumen ESPRESSO pada The Very Large Telescope dan melihat variasi yang berbeda antara kedua sisi planet.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Independent

Tags

Terkini

Terpopuler