Ratusan Akun Palsu Propagandakan Papua Barat Ditemukan di Belanda, Soroti Otonomi Khusus Papua

- 2 Desember 2020, 18:55 WIB
Ilustrasi media sosial palsu yang mendukung kemerdekaan Papua Barat.
Ilustrasi media sosial palsu yang mendukung kemerdekaan Papua Barat. / Tracy Le Blanc/pexels/tracyleblanc

PR BEKASI – Sebanyak 400 akun media sosial palsu yang diduga berasal dari Indonesia diketahui telah mengunggah dan menyebarkan propaganda mengenai Papua Barat di Belanda.
 
Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Nederlandse Omroep Stichting (NOS), 400 akun media sosial palsu tersebut tersebar di Twitter, Facebook, Instagram, dan YouTube.
 
Selain itu, diketahui fenomena yang disebut oleh media Belanda sebagai “Tentara Bot” tersebut menyebarkan unggahannya dalam berbagai bahasa yakni bahasa Indonesia, Inggris, dan Belanda.

Baca Juga: Minta Maaf Atas Kerumunan Massa, HRS: Itu di Luar Keinginan, Tanpa Kesengajaan, Murni Antusias Umat

"Di hampir setiap laporan mereka bersikeras bahwa Papua Barat tidak boleh merdeka. Sebaliknya, mereka menunjuk pada otonomi khusus untuk provinsi tersebut," kata Peter Burger, seorang pakar berita palsu dari Universitas Leiden yang menemukan akun palsu tersebut.
 
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh perusahaan Belanda yang bekerja di bidang desain bernama 3DUniversum, dari sekitar empat ratus akun palsu tersebut, di Twitter sebanyak 35 foto dari seratus sampel foto profil akun tersebut merupakan buatan komputer.
 
“Jadi orang-orang di foto itu tidak ada. Foto palsu semacam itu adalah fenomena yang relatif baru,” kata pihak 3DUniversum.

Baca Juga: Jokowi Minta Usut Tuntas Teror di Sigi, Kapolri Minta Kapolda Sulteng Bekerja di Poso 

Mereka juga menambahkan, orang-orang yang ada di foto profil tersebut berpenampilan layaknya orang Eropa, namun ternyata sekitar 70 persen twit tersebut dikirim dari server di Papua dan wilayah Indonesia lainnya.
 
“Jika melihat dari data statistik, jumlah twit tersebut benar-benar membanjiri timeline Belanda saat waktu malam hari di Indonesia,” tambah mereka.
 
Sementara itu, berdasarkan data dari hasil penelitian Universitas Amsterdam diketahui sebagian besar akun palsu tersebut telah dibuat sejak Juni 2020.
 
Akun tersebut telah mengunggah hampir 45.000 twit, 12.000 di antaranya dalam bahasa Belanda dan berhasil menghasilkan 35.000 share dan like.

Baca Juga: Reuni 212 Batal Digelar di Monas, Ustaz Felix Siauw Ungkap Kenangan: Biasanya Kita Padati Monas

Pihak Twitter dikabarkan telah menghapus sekitar setengah dari akun palsu tersebut pada awal November lalu, namun tampaknya lusinan akun palsu baru telah dibuat kembali.
 
Sementara pihak Facebook juga dikabarkan telah menghapus akun palsu yang sama yang dianggap melanggar kebijakan media sosial buatan Mark zuckerberg tersebut.
 
"Kami telah mengambil tindakan terhadap sejumlah akun yang melanggar kebijakan kami," kata seorang juru bicara Facebook.
 
Sementar pihak YouTube mengatakan, moderator platform tersebut masih menyelidiki video yang diunggah oleh akun palsu tersebut.

Baca Juga: Papua Barat Deklarasikan Kemerdekaan, Haikal Hassan: Ini Nyata Pemberontakan Pada NKRI

"Kami akan mengambil tindakan yang sesuai jika kami menemukan pelanggaran terhadap aturan YouTube," kata pihak YouTube.
 
Menanggapi hal tersebut, Raki Ap yang merupakan seorang aktivis kemerdekaan Papua Barat yang tinggal di Belanda mengatakan laporan terkait adanya tentara bot tersebut merupakan tindakan yang mengejutkan dan brutal.
 
"Saya hanya bisa memikirkan satu pihak yang mendapat manfaat dari pesan-pesan ini dan itu adalah pemerintah Indonesia," kata Raki Ap.
 
Hingga berita ini diturunkan, tim Pikiranrakyat-Bekasi.com masih mencari konfirmasi dan tanggapan perihal fenomena munculnya akun media sosial palsu yang terjadi di Belanda tersebut.***

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x