Robot Menyerupai Manusia Semakin Nyata, Kini Tatapan Humanoid Bisa Pengaruhi Perasaan Manusia

- 5 September 2021, 19:11 WIB
Kepala Ai-Da, robot humanoid yang mampu menarik manusia dengan menggunakan mata dan tangan bioniknya, terlihat di kantor perusahaan robotika Engineered Arts, di Falmouth, Cornwall, Inggris pada 7 Februari 2019.
Kepala Ai-Da, robot humanoid yang mampu menarik manusia dengan menggunakan mata dan tangan bioniknya, terlihat di kantor perusahaan robotika Engineered Arts, di Falmouth, Cornwall, Inggris pada 7 Februari 2019. /Reuters/Matthew Stock

PR BEKASI - Tatapan robot humanoid yang semakin realistis ternyata mampu mempengaruhi perasaan manusia.
 
Sebuah tim di Istituto Italiano Di Tecnologia (IIT) di Genoa telah menunjukkan bagaimana tatapan robot humanoid dapat menipu perasaan manusia.

Sehingga manusia berpikir bahwa sedang berinteraksi secara sosial dengan sesama manusia dan memperlambat kemampuan untuk membuat keputusan.

Baca Juga: SpaceX Luncurkan Robot, Dukung Misi Luar Angkasa Mendatang ke ISS

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Minggu, 5 September 2021, penelitian tersebut bertujuan untuk menguak apakah bertatapan dengan robot humanoid mempengaruhi manusia.

"Tatapan adalah sinyal sosial yang sangat penting yang kita terapkan sehari-hari ketika berinteraksi dengan orang lain," kata Profesor Agnieszka Wykowska, penulis utama penelitian, yang diterbitkan pada Rabu, 1 September 2021 di jurnal Science Robots.
 
"Pertanyaannya adalah apakah tatapan robot humanoid akan membangkitkan mekanisme yang sangat mirip di otak manusia seperti bertatapan dengan manusia lain," sambungnya.

Baca Juga: Warga Surabaya Ciptakan Robot Delta dari Barang Elektronik Bekas Bantu Pasien Isoman Jadi Sorotan Media Asing

Tim meminta 40 sukarelawan untuk memainkan video gim "Chicken".

Selanjutnya setiap pemain harus memutuskan apakah mereka akan membiarkan mobil melaju lurus dan menabrak ke arah mobil lain.

Sebaliknya menyimpang  untuk menghindari tabrakan dengan mobil yang dikendarai oleh robot humanoid yang duduk di seberang mereka.

Baca Juga: Media Asing Soroti Desa di Indonesia, Ubah Sampah Rumah Tangga Jadi 'Robot Delta' Bantu Warga yang Isoman

Di antara ronde, pemain harus melihat ke robot, yang terkadang melihat ke belakang dan di lain waktu melihat ke arah lain.

Dalam setiap skenario, para ilmuwan mengumpulkan data tentang perilaku dan aktivitas saraf melalui electroencephalography (EEG), yang mendeteksi aktivitas listrik di otak.

"Hasil kami menunjukkan bahwa, sebenarnya, otak manusia memproses tatapan robot sebagai sinyal sosial, dan sinyal itu berdampak pada cara kami mengambil keputusan, pada strategi yang kami terapkan dalam permainan, dan juga pada respons kami," kata Wykowska.

Baca Juga: Serba Serbi Ibadah Haji 2021: Robot Distribusikan Air Zamzam hingga Tawaf Diawasi Petugas Kesehatan

"Tatapan timbal balik dari robot mempengaruhi keputusan dengan menundanya, jadi manusia jauh lebih lambat dalam membuat keputusan dalam permainan."

Temuan ini memiliki implikasi di mana dan bagaimana robot humanoid dikerahkan di masa depan.

"Begitu kita memahami ketika robot memperoleh penyesuaian sosial, maka kita dapat memutuskan konteks seperti apa yang diinginkan dan bermanfaat bagi manusia dan dalam konteks mana hal ini tidak boleh terjadi," kata Wykowska.

Menurut sebuah laporan oleh Federasi Robotika Internasional, penjualan robot layanan profesional di seluruh dunia telah melonjak 32 persen menjadi US$11,2 miliar antara 2018 dan 2019.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x