Salaam, Game yang Lahir dari Pencari Suaka Asal Sudan

- 20 Februari 2020, 21:15 WIB
ILUSTRASI game online.*/ DOK. PIKIRAN RAKYAT
ILUSTRASI game online.*/ DOK. PIKIRAN RAKYAT /DOK. PIKIRAN RAKYAT/

PIKIRAN RAKYAT - Lual Mayen lahir ketika orang tuanya tengah berada dalam pelarian dari Perang Sipil Kedua Sudan Selatan.

Kini, Mayen (25) adalah seorang pemilik perusahaan pengembang video game yang berkantor di Washington, AS.

Bukan mengembangkan game biasa, Mayen mengembangkan game berjudul “Salaam” yang terinspirasi dari pengalamannya sebagai seorang korban perang dan pencari suaka.

Baca Juga: AMAN: RUU Omnibus Law Mengancam Keberadaan Masyarakat Adat Bertentangan dengan Mandat UUD

Dikutip dari Reuters oleh pikiranrakyat-bekasi.com Mayen berharap “Salaam” dapat memberikan pemainnya pemahaman lebih tentang perasaan dan kesulitan seorang pencari suaka dan korban perang yang selalu kelaparan dan bergerak dari satu tempat ke tempat lain.

“Banyak orang tidak mengerti perjalanan seorang pengungsi perang, perjalanan pengungsi perang adalah perjalanan antara hidup dan mati,” ujar Mayen.

Perjalanan hidup Mayen dipenuhi dengan cerita-cerita tentang pengeboman, serangan hewan liar, dan orang tua yang menelantarkan anaknya karena sudah tak sanggup mengurus anak tersebut.

Baca Juga: Virus Corona Takuti Turis, Bali Terkena Dampaknya

Dia menghabiskan 22 tahun pertama hidupnya tinggal di sebuah kamp suaka di sebelah utara Uganda sebelum akhirnya pindah ke Amerika Serikat.

Mayen mempelajari cara coding video game dalam sebuah kamp pengungsian setelah kabur dari Sudan Selatan.

Halaman:

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x