Terungkap, Kenapa Kita Jarang Melihat Kunang-kunang

- 25 Februari 2020, 15:51 WIB
WARGA menikmati matahari terbenam (sunset) pada hari terakhir tahun 2018 di pantai Lampuuk, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Senin, 31 Desember 2018.*/ANTARA
WARGA menikmati matahari terbenam (sunset) pada hari terakhir tahun 2018 di pantai Lampuuk, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Senin, 31 Desember 2018.*/ANTARA /

Tidak seperti spesies-spesies hewan yang mudah beradaptasi dengan lingkungannya, kunang-kunang membutuhkan ekosistem tertentu untuk bertahan hidup.

Salah satu spesies kunang-kunang di Asia Tenggara hidup di pohon bakau yang melingkupi area sungai.

Pejantan spesies itu menggunakan cahayanya di malam hari untuk menarik betina di sekitar pohon bakau, dan beberapa spesies lainnya bahkan memperlihatkan koordinasi cahaya yang menarik untuk dilihat.

Baca Juga: 5 Makanan yang Harus Dibatasi Konsumsinya untuk Mencegah Kanker Payudara

Spesies kunang-kunang seperti itu hanya dapat hidup di daerah sungai karena mereka harus menanamkan telurnya di lumpur tepian sungai.

Masalahnya, pengrusakan sungai dan penggantian lumpur tepi sungai dengan semen dan beton menjadikan sebagian kunang-kunang kehilangan habitatnya.

Beberapa spesies kunang-kunang tidak bisa terbang jauh, dan beberapa lainnya bahkan tidak terbang sama sekali.

Baca Juga: Unggah Foto USG, Kesha Ratuliu Tegar Hadapi Sakitnya hingga Ajak Netizen Lakukan Pencegahan Dini

Jika ekosistem kunang-kunang itu dirusak, maka sangat sulit agar mereka tetap bertahan di ekosistem barunya.

Pestisida juga menjadi masalah kunang-kunang karena kunang-kunang adalah pemangsa hewan-hewan yang lebih kecil, seperti siput kecil.

Halaman:

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x