Tidak seperti spesies-spesies hewan yang mudah beradaptasi dengan lingkungannya, kunang-kunang membutuhkan ekosistem tertentu untuk bertahan hidup.
Salah satu spesies kunang-kunang di Asia Tenggara hidup di pohon bakau yang melingkupi area sungai.
Pejantan spesies itu menggunakan cahayanya di malam hari untuk menarik betina di sekitar pohon bakau, dan beberapa spesies lainnya bahkan memperlihatkan koordinasi cahaya yang menarik untuk dilihat.
Baca Juga: 5 Makanan yang Harus Dibatasi Konsumsinya untuk Mencegah Kanker Payudara
Spesies kunang-kunang seperti itu hanya dapat hidup di daerah sungai karena mereka harus menanamkan telurnya di lumpur tepian sungai.
Masalahnya, pengrusakan sungai dan penggantian lumpur tepi sungai dengan semen dan beton menjadikan sebagian kunang-kunang kehilangan habitatnya.
Beberapa spesies kunang-kunang tidak bisa terbang jauh, dan beberapa lainnya bahkan tidak terbang sama sekali.
Baca Juga: Unggah Foto USG, Kesha Ratuliu Tegar Hadapi Sakitnya hingga Ajak Netizen Lakukan Pencegahan Dini
Jika ekosistem kunang-kunang itu dirusak, maka sangat sulit agar mereka tetap bertahan di ekosistem barunya.
Pestisida juga menjadi masalah kunang-kunang karena kunang-kunang adalah pemangsa hewan-hewan yang lebih kecil, seperti siput kecil.