NASA Temukan Bulan Alien yang Mengorbit Planet Raksasa di Tata Surya Lain

- 15 Januari 2022, 10:12 WIB
NASA kembali berhasil mendeteksi bulan alien yang mengorbit pada sebuah planet raksasa di tata surya lain.
NASA kembali berhasil mendeteksi bulan alien yang mengorbit pada sebuah planet raksasa di tata surya lain. /Helena Valenzuela Widerstrom/Handout via REUTER

PR BEKASI - Kedua kalinya, para astronom NASA berhasil mendeteksi sesuatu yang mirip seperti bulan yang mengorbit pada sebuah planet raksasa di tata surya lain.

Benda yang disebut bulan ini memiliki ciri-ciri yang menunjukkan bahwa bulan tersebut mungkin sangat berbeda dari bulan yang mengisi tata surya kita.

Data yang diperoleh teleskop antariksa Kepler NASA pada 2018 menunjukkan bahwa keberadaan bulan tersebut berada 2,6 kali diameter Bumi.

Baca Juga: Ditanya Soal Balikan dengan Ariel Noah, Ini Jawaban Luna Maya

Di mana bulan tersebut mengorbit sebuah planet raksasa yang ukurannya sama dengan Jupiter.

Dengan jarak orbit sekitar 5.700 tahun cahaya dari tata surya ke arah rasi bintang Cygnus dan Lyra.

Selain itu, diameter bulan ini juga membuatnya menjadi lebih besar dari sekitar 220 planet yang mengorbit di tata surya dan lebih dari sembilan kali diameter bulan Bumi.

Baca Juga: Tragedi Ikatan Cinta 15 Januari 2022: Jessica Histeris saat Mama Rosa Sebut Nama Dennis, Irvan Bereaksi

"Kami tidak tahu massa atau komposisinya. Itu bisa berupa inti berbatu dengan lapisan tipis yang lembut atau atmosfer yang tebal sampai ke beberapa inti dengan kepadatan tinggi," kata David Kipping selaku profesor astronomi Universitas Columbia dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Sabtu, 15 Januari 2022.

Dia juga menambahkan bahwa bulan-bulan yang ada di tata surya kita semuanya adalah objek berbatu atau es.

Hampir dari 5.000 planet di luar tata surya atau exoplanet telah diidentifikasi, dibandingkan dengan hanya dua bulan yang disebut exomoon.

Baca Juga: Ghozali Buat Cuitan di Twitter, Dibalas Ditjen Pajak RI hingga Diingatkan Soal Ini

Para peneliti mengatakan bahwa hal itu bukan karena bulan dianggap lebih langka di tata surya lain, tetapi karena planet cenderung lebih besar dan karena itu lebih mudah ditemukan.

Kandidat exomoon pertama, yang dijelaskan pada 2018 oleh peneliti mengungkapkan bahwa ukurannya lebih besar dan kira-kira seukuran planet Neptunus.

Letaknya sekitar 8.000 tahun cahaya dari Bumi, tetapi komposisi gasnya yang tampak tidak seperti bulan-bulan di tata surya kita.

Baca Juga: Rahasia One Piece Chapter 1037, Peran Dragon Terungkap, Buka Jalan Agar Luffy Bisa Kalahkan Im Sama

"Exomoon adalah terra incognita," kata Kipping.

“Kami hampir tidak tahu apa-apa tentang prevalensi, sifat, atau asal-usulnya. Bulan mungkin sering menjadi tempat tinggal bagi kehidupan di kosmos dan dapat memengaruhi kelayakhunian planet yang mengorbitnya," sambungnya lagi.

"Kami telah belajar banyak tentang planet ekstrasurya dalam beberapa dekade terakhir, tetapi exomoons merupakan tantangan yang luar biasa dalam astronomi modern," tambah Kipping.

Baca Juga: Terungkap Nama Asli Buah Iblis Tersembunyi di One Piece 1037, Kontradiksi Kekuatan Kaido

Sementara para peneliti menggunakan metode transit untuk mendeteksi planet ekstrasurya.

Mereka juga mengamati penurunan kecerahan bintang yang mirip dengan matahari.

Di mana planet bulan mengorbit planet tersebut dan kemudian exomoon lewat di depannya.

Baca Juga: Ramalan Kartu Tarot Mingguan 17-23 Januari 2020 Leo hinnga Cancer: Siap-siap Hadapi Konflik

"Ini adalah temuan eksomoon lain yang menarik, menunjukkan lagi bahwa bulan-bulan besar mungkin ada di sistem planet lain dan kita berpotensi dapat mendeteksinya," kata Alex Teachey selaku astronom dan rekan penulis studi dari ASIAA.

Tidak hanya itu, para peneliti juga memindai 70 eksoplanet gas raksasa yang dingin pada orbit luas di sekitar bintang induknya.

Mereka menemukan bukti untuk satu exomoon baru, yang ukurannya berbentuk seperti mini-Neptunus.

Baca Juga: Fakta Mengejutkan One Piece 1037, Tendang Queen ke Bulan, Ini Rahasia Kekuatan Ifrit Jambe Sanji

"Kami ingin melihat pengamatan lanjutan untuk mengonfirmasi keberadaannya," kata Teachey.

Meski begitu, para peneliti tetap akan melakukan penelitian ini berjalan sebagai semestinya.***

Editor: Thytha Surya Swastika

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah