Avatar Jadi 'Korban Pemerkosaan Virtual' di Metaverse, Seorang Wanita Alami Trauma

- 4 Februari 2022, 20:33 WIB
Seorang wanita asal Inggris mengaku menjadi korban pemerkosaan di metaverse saat bermain game virtual.
Seorang wanita asal Inggris mengaku menjadi korban pemerkosaan di metaverse saat bermain game virtual. /Pixabay/Tumisu /

“Pengalaman mengerikan yang terjadi begitu cepat dan bahkan sebelum saya sempat berpikir untuk memasang pagar pengaman. Saya membeku. Itu adalah mimpi buruk,” tuturnya. 

Dengan Metaverse yang direncanakan menjadi hal besar berikutnya, Patel berharap pelecehan seksual di dunia maya ini akan ditangani. 

Pengguna yang memasuki metaverse dapat mengalami lokasi tanpa benar-benar berada di sana dan merasa seperti sedang berinteraksi tatap muka dengan orang-orang, yang mungkin bermil-mil jauhnya.  

Sementara industri game dan hiburan memiliki peluang tak terbatas, industri lain juga mencoba untuk ikut-ikutan virtual metaverse.  

Baca Juga: Jawab Tudingan Tak Pernah Hadir Rapat Kabinet, Sandiaga Uno: Bisa Dipecat Gue

“Metaverse saat ini sedang dirancang agar pikiran dan tubuh tidak dapat membedakan dunia virtual dan dunia nyata," ucap Patel.  

Ini membuat respons fisiologis dan psikologisnya terhadap pelecehan seksual, yang sebenarnya seolah-olah itu terjadi dalam kenyataan. 

Patel juga menjelaskan efek Proteus, di mana avatar digital atau persona online seseorang mempengaruhi perilaku mereka.  

Efek Proteus sendiri merupakan kecenderungan orang untuk terpengaruh oleh representasi digital mereka, seperti avatar, profil situs kencan, dan persona jejaring sosial lainnya. 

Baca Juga: Shio Kerbau: Kepribadian, Jodoh yang Cocok hingga Peruntungan dalam Hidup

Halaman:

Editor: Gita Pratiwi

Sumber: International Business times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah