Tepinya dekat dengan lubang hitam, yaitu gas yang berputar dan puing-puing di sekitar dengan kecepatan cahaya.
Selama proses ini, "hot spot" acak muncul yang mana memancarkan cahaya milimeter dan submilimeter - sinyal terdeteksi oleh para ilmuwan.
Masih belum jelas apa yang menyebabkan kilatan itu terjadi, tetapi para ilmuwan berharap jawabannya dapat membantu mereka mempelajari lebih lanjut tentang aktivitas lubang hitam.
Akan tetapi para ahli akan mengalami kesulitas untuk mengetahuinya karena foto-foto Sag A hampir tidak mungkin ditangkap karena menyerap semua cahaya di sekitarnya.
Baca Juga: Saham Asia Tersandung Akibat Meningkatnya Ketegangan yang Terjadi di Hong Kong
"Semakin cepat gerakannya, semakin sulit untuk mengambil foto objek," ucap Profesor Tomoharu Oka.
Penelitian yang dilakukan para ilmuwan di Universitas Keio di Jepang tersebut diterbitkan dalam jurnal The Astrophysical Letters.***