Keren, India Berencana Paksa Vendor Smartphone untuk Hapus Aplikasi Bawaan, Ini Alasannya

- 15 Maret 2023, 08:37 WIB
India Berencana Memaksa Vendor smartphone menghapus aplikasi bawaan.
India Berencana Memaksa Vendor smartphone menghapus aplikasi bawaan. /Pexels.com/Amaranth Radhakrishnan/

PATRIOT BEKASI - Diberitakan baru-baru ini India berencana untuk memaksa vendor Smartphone untuk mengizinkan pengguna menghapus aplikasi bawaan yang sudah diinstal sebelumnya.

Selain itu, memberlakukan juga pembatasan pada aplikasi penting di bawah aturan keamanan baru yang diusulkan dua orang ahli menunjukkan dokumen pemerintah tentang masalah pembaruan sistem operasi.

Sebagaimanan tim PartriotBekasi-PikiranRakyat.com melansir dari laman berita Reuters, rincian regulasi baru, belum dilaporkan ke publik.

Dampaknya, penerapan regulasi baru dapat memperpanjang peluncuran produk di pasar smartphone terbesar kedua di dunia dan akan merugikan bisnis pra-instal untuk pembuat termasuk Samsung, Xiaomi, Vivo dan Apple.

Baca Juga: Spoiler One Piece 1078: Robin Menuju Lab Terbengkalai, Pukulan S Shark Tak Mempan ke Sanji

Seorang pejabat senior pemerintah India, berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan kementerian teknologi informasi India sedang mempertimbangkan aturan baru karena kekhawatiran tentang spionase asing dan penyalahgunaan data pengguna.

"Aplikasi pra-instal bisa menjadi lubang keamanan dan kami ingin memastikan tidak ada negara asing yang mengeksploitasinya. Ini masalah keamanan nasional," kata pejabat itu.

India telah meningkatkan pengawasan terhadap bisnis China sejak bentrokan perbatasan tahun 2020 antara kedua negara tetangga, melarang lebih dari 300 aplikasi China, termasuk TikTok. Ini juga meng intensifkan pengawasan investasi oleh perusahaan China.

Secara global juga, banyak negara telah memberlakukan pembatasan penggunaan teknologi dari perusahaan China seperti Huawei dan Hikvision.

Karena khawatir Beijing dapat menggunakannya untuk memata-matai warga negara asing. China membantah tuduhan tersebut.

Baca Juga: Sambut Ramadan dengan Shopee Big Sale 2023: Temukan Promo Terbaik di Berbagai Kategori Produk

Saat ini, sebagian besar smartphone baru dilengkapi dengan aplikasi pra-instal yang tidak dapat dihapus, seperti toko aplikasi pembuat ponsel Cina Xiaomi GetApps, aplikasi pembayaran Samsung Samsung Pay mini dan browser Safari pembuat iPhone Apple.

Pemerintah India juga mempertimbangkan untuk mewanti-wanti penyaringan setiap pembaruan sistem operasi utama sebelum diluncurkan ke konsumen, kata salah satu sumber.

"Mayoritas smartphone yang digunakan di India memiliki Aplikasi/Bloatware pra-instal yang menimbulkan masalah privasi/keamanan informasi yang serius," kata catatan rahasia pemerintah pada pertemuan kementerian TI pada, 8 Februari 2023.

Pertemuan tertutup tersebut dihadiri oleh perwakilan dari Xiaomi, Samsung, Apple dan Vivo, menurut catatan pertemuan tersebut.

Untuk saat ini, pasar smartphone India yang berkembang pesat didominasi oleh pemain China.

Dengan Xiaomi ,Vivo, dan Oppo dari BBK Electronics menyumbang hampir setengah dari semua penjualan, data Counterpoint menunjukkan. Samsung Korea Selatan memiliki pangsa 20 persen dan Apple memiliki 3 persen

Sementara peraturan Uni Eropa mengharuskan penghapusan aplikasi yang sudah diinstal sebelumnya, itu tidak memiliki mekanisme penyaringan untuk memeriksa kepatuhan seperti yang sedang dipertimbangkan India.

Seorang eksekutif industri mengatakan beberapa aplikasi pra-instal seperti kamera sangat penting untuk pengalaman pengguna dan pemerintah harus membuat perbedaan antara ini dan yang tidak penting saat memberlakukan aturan penyaringan.

Vendor smartphone sering kali menjual perangkat mereka dengan aplikasi bawaan, tetapi terkadang juga melakukan pra-instal aplikasi lain yang memiliki perjanjian monetisasi dengan mereka.

Kekhawatiran lainnya adalah lebih banyak pengujian dapat memperpanjang waktu persetujuan untuk smartphone, kata seorang eksekutif industri kedua.

Saat ini dibutuhkan sekitar 21 minggu untuk smartphone dan bagian-bagiannya diuji oleh badan pemerintah India untuk kepatuhan keselamatan.***

Editor: M Hafni Ali

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x