PR BEKASI – Hari Ulang Tahun Republik Indonesia merupakan hari yang bersejarah bagi Negara Indonesia.
Mejelang perayaan HUT Ke-77 RI pada 17 Agustus ini, puisi adalah salah satu perlombaan yang sering dilakukan.
Setiap isi dari puisi tentang Hari Kemerdekaan yang memiliki banyak makna yang mampu menaikkan semangat bagi yang mendengarkannya.
Dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Portal Jember dan Pr Solo Raya, berikut 3 puisi yang cocok digunakan saat perlombaan hari kemerdekan.
Baca Juga: Tak Terdaftar, Kemenag Tegaskan Padepokan Milik Samsuddin Jadab Bukan Ponpes
Puisi 1
Di ufuk Timur
Tersiar semburat cahaya teratur
Goyangan suara menggelegar
Untuk mendorong batu terbesar
Semburan cairan merah
Keluar dari tubuh yang tak mau menyerah
Dengan teriakan menggelora
Dan semangat membara
Bola-bola bertebaran dimana-mana
Kayu berjari tak tahu menunjuk kemana
Aliran air mata bak sungai
Mereka menunggu pahlawan yang melindungi
Teriakan mereka menyebut negeri dan Ilahi
Untuk menunggu penantian yang lama sunyi
Suara mereka adalah hiasan
Perjuangan adalah makanan
Kami hanya membawa daun tajam
Baca Juga: 45 Ide atau Rekomendasi Lomba 17 Agustus HUT RI ke 77, Dijamin Meriah!
Tak gentar, tapi teriakan
Kami bergerak siang malam
Mereka hanya kelalaian dan kekerasan
Kami terus berjuang
Mereka dengan omongan dan goncangan
Akhirnya itu bukan hanya perkataan
Inilah hasil perjuangan
Kemerdekaan
Kami maju dan kami raih
Walau panas dan perih
Karena perjuangan, bukan lagi harapan
Karena perjuangan, menjadi tatapan
Merdeka
Baca Juga: Kumpulan Pantun Tema Kemerdekan Indonesia untuk Sambut HUT RI ke-77 pada 17 Agustus 2022
Puisi 2
Gelagat doa bersandang pasrah
Kalam Lillah tertusuk utuh
Jantung musuh rapuh
Adakalanya sebuah pelita
Telah kami rapal pada Sumpah Pemuda
Cintai Negeri
Teguhkan Iman
17 Agustus 1945, tabayun doa
Kami hidang, syukur indah kami pampang
Ya, itu adalah hari membasuh duka
Indonesia merdeka
Lantas letih papas yang menggurat
Perih, mengusap pedih
Entah itu benci berlatar diksi
Adalah hikayat para penopang
Cinta, letupan doa ribuan jiwa
Adalah saksi mata
Memeluk negeri berhasrat kasih
Cintai Negeri
Teguhkan Iman
Negeri sunyi, utuh bersaput riuh
Beku lusuh kini telah rapuh
Tabayun doa tak berdosa, hampa
Kini aku menyusur setapak
hati bangkit, tanah julang
Puisi 3
Seperti awan merajut hujan
Kusulam namamu di langitku
Langit yang Allah bentangkan melalui perihmu
Oksigen segar kemerdekaan
Yang mengalir dari sesak dadamu
Kuhirup seperti aliran sungai surgawi
Seperti akar merambat tanah
Kuukir namamu, Pahlawan
Dalam-dalam
Bukan untuk kukenang
Bukan untuk menghiasi bilikku
Namun, petuah perjuangan bagiku
Baca Juga: Bacaan Doa Setelah Sholat Witir, Lengkap dalam Latin dan Terjemahan
Apa yang menggerakkan beranimu?
Apa yang mendobrak takutmu?
Di mana gentar itu?
Tentu saja
Tentu saja, tentu saja, ia sirna
Pada detik cintamu pada Indonesia terusik
Pada detik itu, kekuatan yang tampak menguatkanmu
Aku akan berdiam sejenak
Di tendamu mala mini
Beberapa saat saja
Hingga kulitku merasakan dinginmu
Dan perutku merasakan laparmu
Mataku merasakan perihmu
Lalu aku akan mengambil
Sisa-sisa aura kosmosmu yang menjejak
Kuserap dalam pori-poriku
Kuhirup sekuat-kuatnya
Hingga mengalir ke dalam nadiku
Hingga kuharap kau tahu, kini aku yang jaga merdeka itu
Baca Juga: Perusahaan Milik Putri Tanjung CXO Media Buka Tiga Posisi Lowongan Kerja, Apa Persyaratannya?
Kuukir namamu, Pahlawan
Pada gunung , pada laut
Pada udara, pada puisi burung
Di tiap huruf namamu, Pahlawan
Ada suku kata mereka
Ada doa, untukmu
***