PR BEKASI – Beredar kabar di Facebook yang mencatut Indomaret dan kebijakan minyak goreng 1 harga.
Kabar di Facebook itu menyebut pembeli minyak goreng 1 harga menyerbu Indomaret hingga menyebabkan pintu kaca ritel itu pecah.
Kebijakan minyak goreng 1 harga memang sempat membuat warga panik takut kehabisan, pintu kaca Indomaret ini diklaim sebagai dampaknya.
Akun Facebook Pak Ucok Nadan mengunggah kabar pintu kaca Indomaret pecah tersebut.
Baca Juga: Drama Ikatan Cinta 24 Januari 2022: Rendy Bawa Psikiater, Jessica dengan Tenang Ceritakan Dennis
"Minyak Kemasan murah katanya promo…., Coba kau jual selama 1bulan, Milyaran Rupiah kerugian kau.
“Bukan Indomaret lagi, Indomlarat nama mu,” demikian caption unggahan tersebut.
Sementara itu di unggahan foto tersebut juga terdapat caption yang menyinggung minyak goreng itu.
“Gara-gara Jual minyak, kemasan murah, diserbu massa, pintu kaca pecah,” tulisnya.
Baca Juga: Ririe Fairus Baru Ungkap Perasaannya Setelah 6 Bulan Bercerai dengan Ayus Sabyan: Kaya Mati Rasa
Unggahan itu memang memperlihatkan ada pintu kaca Indomaret yang pecah berserakan, di dalamnya terdapat rak produk yang dijual.
Benarkah kabar tersebut?
Dikutip Pikiran-rakyat.Bekasi.com dari laman Turn Back Hoax, kabar itu adalah hoaks, kategorinya ialah konteks yang salah.
Berdasarkan penelusuran, hal ini dibantah langsung oleh Public Relations Manager PT Indomarco Prismatama (Indomaret) A, Nenny Kristyawati.
Baca Juga: Pemain Film Danur Matthew White Meninggal Dunia, Prilly Latuconsina: Cepet Banget Kamu Perginya
Kejadian pintu kaca yang pecah tersebut terjadi di Aceh, disebutkan tidak ada kaitannya dengan minyak goreng 1 harga.
Peristiwa itu terjadi pada 19 Januari 2022, saat itu ada karyawan yang ingin mencetak sarana promosi.
Saat kendaraan motornya dihidupnya, ia justru menekan gas kendaraan terlalu dalam hingga menabrak pintu kaca di depannya.
Berdasarkan penjelasan di atas, klaim yang menyebut ada pintu kaca Indomaret yang pecah akibat diserbu pembeli minyak goreng 1 harga adalah hoaks.
Kategori hoaks tersebut adalah konteks yang salah.***