Dikabarkan Ulama di Banten Dipaksa Suntik Vaksin Virus Corona, Simak Faktanya

22 Mei 2020, 18:00 WIB
ILUSTRASI. Peneliti mencari vaksin covid-19.* //ANTARA

PIKIRAN RAKYAT - Beredar sebuah video di Instagram yang menampilkan adanya pemaksaan untuk dilakukan penyuntikan vaksin Virus Corona atau COVID-19 kepada seorang ulama di daerah Banten.

Dalam video tersebut, terlihat seorang pria berompi hitam serta kenakan masker tengah beradu mulut dengan seorang pria bergamis panjang berwarna putih. Akan tetapi percekcokan antara keduanya tidak terlalu jelas terdengar.

Adapun narasi yang ditulis oleh yang mengunggah video tersebut yakni menyebutkan bahwa rezim memaksa para ulama di Banten disuntik dengan dalih untuk ketahanan tubuh dari Virus Corona.

Baca Juga: University of Oxford: Lembaga-lembaga Penelitian Tiongkok 'Bergerak Lebih Cepat' Meneliti COVID-19

Bahkan disebutkan juga anggota PKI menyamar sebagai petugas kesehatan untuk menyuntikkan vaksin yang mana sebenarnya berisi Virus Corona ke tubuh para ulama.

Namun setelah ditelusuri, klaim yang menyebutkan bahwa dalam video tersebut adalah kejadian seorang kiai dipaksa untuk menjalani penyuntikkan vaksin COVID-19 adalah hoaks dan masuk dalam kategori False Content.

Hasil pantauan Pikiranrakyat-bekasi.com dari akun Instagram Jabar Saber Hoaks pada Jumat, 22 Mei 2020 mengunggah foto beserta narasi demi meluruskam informasi yang salah di atas.

Baca Juga: Viral Kabar Peretasan Klaim Bobol Data Penduduk Indonesia, KPU: Tim Langsung Cek Kondisi Internal

Jabar Saber Hoaks memberikan sebuah fakta bahwa video tersebut merupakan video yang dimanipulasi. Kejadian yang sebenarnya adalah kejadian seorang pasien positif COVID-19 yang berdebat dengan petugas medis yang enggan dibawa untuk menjalani isolasi di rumah sakit.

Video yang dimanipulasi itu sebelumnya sudah dipublikasikan oleh salah satu stasiun TV Nasional, kana YouTube-nya, pada 30 April 2020.

Pada video yang diunggah di kanal YouTube, dijelaskan bahwa percekcokkan tersebut terjadi di Mataram, Nusa Tenggara Barat, tepat tanggal kejadiannya adalah pada 29 April 2020.

Baca Juga: Lakukan OTT di Kemdikbud, KPK Sebut Ada Kaitannya dengan THR dari UNJ

Pasien tersebut menolak ajakan petugas medis untuk isolasi di rumah sakit, karena dirinya menyanggah mengalami sakit. Meskipun berdasarkan informasi dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB, hasil tes swab pasien berinisial S dinyatakan positif.

Menurut kabar yang beredar, pasien S itu juga sempat menghadiri acara Ijtima Ulama Sedunia, di Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) beberapa waktu lalu.***

Editor: Billy Mulya Putra

Tags

Terkini

Terpopuler