PR BEKASI – Permasalahan keluarga yang ada di masa lalu Betrand Peto dengan orang tua kandungnya nampaknya sudah berada di titik terang.
Hal itu bermula ketika Ruben Onsu mengumpulkan semua orang yang terlibat antara dirinya, Sarwendah, dan orang tua kandung Betrand Peto untuk duduk bersama.
Pada pertemuan itu akhirnya satu sama lain saling menyampaikan dan menjelaskan apa yang selama ini disimpan yang akhirnya menjadi konflik tersendiri dari dua keluarga tersebut.
Dalam kesempatan itu tentunya dua keluarga dari Betrand Peto saling menyampaikan permintaan maaf dengan apa yang terjadi selama ini.
Permintaan maaf itu khususnya disampaikan oleh orang tua kandung Betrand Peto kepada anak sulungnya itu.
Namun, ketika akan mengakhiri pertemuan pada podcast itu, ayah kandung Betrand peto, Ferdy Peto mengatakan kalau permintaan maafnya kepada Betrand Peto itu tidak bisa hanya disampaikan dengan lisan.
Melainkan, lanjut dia, ia harus menggelar prosesi adat dari tanah leluhurnya yaitu NTT Manggarai. Oleh karena itu, ia meminta kepada Ruben Onsu untuk menggelar prosesi adat tersebut dengan secara sederhana.
Dalam prosesi adat NTT itu, Ferdy Peto tidak banyak meminta sesuatu tetapi dia hanya meminta orang tua Sarwendah juga turut hadir untuk menyaksikan prosesi adat tersebut.
Baca Juga: Tidak Konsisten! Mudik Lokal di Jakarta Diperbolehkan tapi Sekarang SIKM Wajib Dibawa
"Kalau bisa hadirkan Naynay, dan Yeyeh (orang tua Sarwendah) karena kami menurut adat manggarai tidak bisa diselesaikan begitu saja ucapkan pemintaan maaf, setidaknya roh-roh kami juga harus ada di sini," kata Ferdy Peto, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Kanal YouTube The Onsu Family pada Jumat, 23 April 2021.
"Karena ini tidak gampang, maka izinkan saya di momen seperti ini agar bisa saya sampaikan, bisa nggak pak?," tanya Ferdy Peto kepada Ruben Onsu.
Tanpa berpikir panjang, Ruben Onsu pun mengiyakan permintaan dari orang tua kandung Betrand Peto untuk melangsungkan prosesi adat NTT untuk menyampaikan permintaan maaf.
Sampai akhirnya, orang tua Sarwendah, Sarwendah, Betrand Peto, dan orang tua kandung Betrand Peto kembali duduk bersama untuk melangsungkan prosesi adat tersebut.
Dalam prosesi adat itu, Ferdy Peto seperti membaca doa dan dengan menggunakan bahasa leluhurnya sembari memegang satu botol kaca di tangannya.
Kemudian, prosesi adat yang tidak berlangsung lama itu Ferdy Peto pun menyerahkan botol tersebut kepada Sarwendah selaku orang tua asuh dari Betrand Peto.
Setelah selesai prosesi adat dari NTT itu, kedua orang tua dari Betrand Peto itu pun berharap konflik dalam keluarga ini tidak akan pernah terjadi dan sudah berakhir sampai di sini.***