PR BEKASI - Musisi kondang Ahmad Dhani buka suara menanggapi pernyataan tokoh Yahudi Ortodoks terkait konflik Israel-Palestina.
Sebagaimana diketahui, konflik Israel-Palestina kembali memanas belakangan ini usai militer Israel meluncurkan serangan ke Gaza, Palestina.
Sejumlah kaum Yahudi Ortodoks kemudian menggelar aksi unjuk rasa mengecam serangan yang diluncurkan Zionis Israel.
Salah seorang tokoh Yahudi Ortodoks, Rabi Dovid Feldman, mengaku malu atas serangan yang terjadi di Palestina.
Baca Juga: Sikap Irwan Mussry jadi Sorotan Saat Hampiri Ahmad Dhani dan Mulan Jameela, Netizen: Masya Allah Pak
"Kami sebagai Yahudi malu dengan apa yang terjadi!" tutur Rabi Dovid Feldman dalam tayangan kanal YouTube TRT World.
Rabi Dovid Feldman menyampaikan pesan kepada warga Palestina agar jangan berhenti berjuang merebut kemerdekaan Palestina.
"Saya harapkan warga Palestina jangan berhenti untuk berjuang melawan Zionis Israel. Saya yakin, Palestina akan merdeka di akhir nanti karena ini adalah kebenaran," kata Rabi Dovid Feldman.
Menanggapi hal tersebut, Ahmad Dhani menilai tidak semua kaum Yahudi sepakai dengan aksi serangan Zionis Israel.
Baca Juga: Setuju Dul Jaelani Nikah Muda, Ahmad Dhani: Bagus saja, daripada Nikah Tua
"Tidak semua Bani Israel itu 'sepaham' dengan negara Israel," ujar Ahmad Dhani dalam akun Instagram-nya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Minggu, 16 Mei 2021.
Sementara itu, Rabi Dovid Feldman mengaku bahwa Israel membutuhkan perang agar bisa eksis di mata dunia.
"Gerakan Zionis butuh perang agar bisa eksis," kata Rabi Dovid Feldman, seperti dikutip dari Anadolu Agency.
Tidak hanya itu, Rabi Dovid Feldman juga mengatakan bahwa Israel memerlukan perang agar mendapat simpati dari sejumlah pihak.
"Mereka butuh perang agar mendapat simpati dari orang-orang Yahudi," ujar Rabi Dovid Feldman.
Menurutnya, Israel juga gencar menyebar narasi dan propaganda yang menjustifikasi serangan mereka ke Palestina.
"Sayangnya, apa yang kita lihat dalam dekade ini adalah bahwa gerakan Zionis Israel membutuhkan serangan terhadap mereka, untuk membenarkan perang mereka terhadap rakyat Palestina." tutur Rabi Dovid Feldman.***