PR BEKASI – Sebelum menjadi seorang komika ternama, Kiky Saputri ternyata pernah menjadi seorang guru yang merupakan profesi idamannya dulu.
Di masa-masa dirinya menjadi seorang guru, Kiky Saputri sempat depresi karena gagal menikah saat itu.
Sehingga, sebagai pelipur laranya, ia ingin menyibukkan diri di malam harinya setelah hampir satu harian penuh mengajar sebagai guru.
Namun, ketika dirinya sedang mencari pekerjaan tambahan, Kiky Saputri justru pernah ditawari untuk menjadi LC (Ladies Companion) atau pemandu lagu di tempat karaoke.
Baca Juga: Pernah Dihujat karena Punya Payudara Besar, Kiky Saputri: Enggak Peduli
Sehingga, ia pun sempat bimbang antara memilih lanjut sebagai guru sebuah profesi yang mencerdaskan bangsa atau sebagai LC.
Hal itu disampaikan Kiky Saputri di hadapan pasangan suami istri Andhika Pratama dan Ussy Sulistiawaty dalam kanal YouTube Ussy Andhika Official.
“Sempat cari kerjaan freelance gitu, tapi malah ditawarin jadi LC di klub malam di Mangga Besar,” kata Kiky Saputri, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Jumat, 23 Juli 2021.
Menurut Kiky Saputri, bukan karena dirinya memiliki payudara besar hingga sampai mendapatkan tawaran tersebut. Namun, karena ketidaktahuannya perihal LC.
Baca Juga: Kiky Saputri Bagi-bagi Uang di Jalan Saat Idul Adha, Netizen: Bukan Jamannya Sedekah Diam-diam
“Ada temenku nawarin mau enggak jadi LC? Apaan LC? Enggak tahu demi allah itu pemandu lagu karaoke. Aku pikir yang di Inul Vista yang mindah-mindahin remot tahu enggak sih. Nah itu makanya aku mau,” ucapnya.
Kemudian, singkat cerita akhirnya Kiky Saputri mengerti tugasnya apa sebagai LC saat dirinya melihat langsung tempat tersebut.
Dari situ dirinya mulai bimbang, antara memilih melanjutkan sebagai seorang guru atau beralih menjadi seorang LC.
“Gue mikir dong, gue Gue dari pagi sampe sore mencerdaskan anak bangsa, masa malemnya gue rusak moral bangsa,” ucapnya.
Baca Juga: Menangis saat Pertama Kali Tatap Wajah Adul, Kiky Saputri: Kok Sama
Akhirnya, Kiky Saputri pun pulang dan menolak tawaran untuk menjadi LC dan memilih untuk sebagai guru.
“Enggak jadi deh, jam 1 malam saya pulang naik ojol saya pulang lagi,” ucapnya.
Ia pun menjadikan hal itu sebagai pengalaman luar biasa karena ia mengetahui seluk-beluk untuk menjadi seorang LC meskipun tidak sempat terjun langsung.
“Untung aja ya kalau kamu terima kerjaan itu, kamu enggak mungkin ada di sini,” kata Ussy Sulistiawaty.***