PR BEKASI - Kabar dari Tukul Arwana yang tiba-tiba pingsan membuat banyak khalayak menaruh perhatian.
Tak sedikit yang penasaran dengan penyebab dari Tukul Arwana tiba-tiba pingsan dan dibawa ke rumah sakit.
Terlebih, tersiar kabar kalau Tukul Arwana terkenda pendarahan otak, dan dia sudah menjalani operasi selama kurang lebih tiga jam.
Disampaikan manajernya, Kimon, kemarin kondisi sang komedian telah membaik usai operasi dan sudah bisa memberikan respon.
Baca Juga: Alhamdulillah! Tukul Arwana Sudah Bisa Berikan Respons Usai Jalani Operasi hingga Tiga Jam
Namun, kondisinya untuk saat ini masih belum diinformaasikan. Di sisi lain tak sedikit yang mengaitkan hal ini dengan vaksinasi.
Pasalnya, Tukul Arwana seperti unggahannya, telah menjalani vaksinasi beberapa hari lalu.
Unggahannya itu pun kini ramai komentar karena netizen mengaitkan pingsannya Tukul Arwana karena pendarahan otak dan vaksinasi.
Menanggapi hal itu, Dirut Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Dr. Mursyid Bustami, Sp.S, pun buka suara pada Jumat, 24 September 2021.
Baca Juga: Kabarkan Keadaan Terkini Tukul Arwana, Egha Prayudi: untuk Kondisi Ayah...
Dia mengatakan ada tanda untuk orang awam mengetahui tanda dari pendarahan otak atau struk, yakni dengan FAST.
"Jadi wajahnya menyong sebelah mendadak, atau ada di perangkat tangannya tidak bisa bergerak," katanya.
Disebutkan kalau itu merupakan gejala terbanyak di masyarakat, walaupun masih banyak gejala lain.
"Mengenai yang terbanyak itu sudah cukup membantu masyarakat untuk segera dibawa ke rumah sakit," tuturnya.
Baca Juga: Tukul Arwana Dirawat di Rumah Sakit, Banjir Doa dari Rekan Artis
"Yang kedua, saya tidak berhak untuk menyampaikan kondisi pasien (Tukul Arwana)," sambungnya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Star Story pada Jumat, 24 September 2021.
Mursyid Bustami mengatakan ini berkaitan dengan hak milik pasien dan hanya keluarga yang berhak memberikan informasi.
"Mohon maaf pertanyaan mengenai kondisi pasien ini kami tidak akan bisa menjawabnya," ucapnya.
Sementara itu, ditegaskan bahwa vaksinasi tidak ada kaitannya dengan pendarahan otak.
Jika pun memang ada kasus maka harus disampaikan secara komprehensif dari sisi medis.
"Dari berita yang beredar mungkin perlu diklarifikasi," ujarnya.
"Tidak ada hubungannya antara penadarahan otak atau struk pendarahan itu dengan vaksin Covid-19," katanya.
Dia menyatakan itu hal yang ingin diklarifikasikan, agar masyarakat tidak salah paham mengenai vaksinasi.
"Supaya tidak menimbulkan suatu keraguan dari masyarakat untuk mendapatkan vaksin Covid-19," tandasnya.***