PR DEPOK - Kabar duka kembali menyelimuti dunia sastra Bumi Pasundan setelah berpulangnya salah satu sastrawan dan budayawan berbakatnya, Ajip Rosidi di usia ke-82.
Ajip Rosidi meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah Tidar, Kabupaten Magelang.
Sastrawan yang bergerak dalam bidang budaya Sunda tersebut sebelumnya dirawat di RSUD Tidar Magelang karena sakit setelah sempat terjatuh di rumah anaknya di Pabelan, Kabupaten Magelang.
Baca Juga: Lima Influencer Mesir Dipenjarakan Usai Dituduh Unggah Video Berbau Pornografi di TikTok
Dikutip dari Antara oleh Pikiranrakyat-depok.com, Ajip Rosidi sebelumnya dirawat di RSUD Kota Magelang sejak Kamis, 23 Juli 2020.
Anak keempat Ajip Rosidi, Nundang Rundagi saat dikonfirmasi Antara mengatakan bahwa ayahnya mengalami pendarahan di otak dan harus menjalani operasi.
"Alhamdulillah, setelah menjalani operasi kondisi kesehatan bapak berangsur membaik dan kesadarannya mulai pulih," katanya.
Nundang mengatakan bahwa ayahnya pada Kamis malam terjatuh di depan kamar dan sempat pingsan kemudian dibawa ke rumah sakit.
Baca Juga: LIPI: Sudah Ada 165 Vaksin, 27 Masuk Tahap Uji Klinis pada Manusia
"Sampai di rumah sakit menjalani CT scan, ternyata mengalami pendarahan di otak maka harus dioperasi," katanya.
Nundang Rundagi mengatakan bahwa ayahnya, Ajip Rosidi telah tinggal di Pabelan, Kabupaten Magelang sebelum bulan puasa 2020.
"Sebelumnya, bapak biasa selalu bepergian Jakarta, Bandung (di Perpustakaan Ajip Rosidi, Jalan Garut Nomor 2)," katanya.
Kabar wafatnya Ajip Rosidi diunggah oleh Hawe Setiawan yang merupakan dosen serta redaktur majalah Sunda Cupumanik melalui Instagram pribadinya @hw_setiawan.
Baca Juga: Mayat Wanita Tak Dikenal Diduga Loncat dari Apartemen Ancol, Ditemukan dalam Kondisi Kepala Pecah
Lulusan Magister Seni Rupa Institut Teknologi Bandung itu pun memberikan kabar duka soal kepergian sastrawan asal Jawa Barat itu.
"Warta Sungkawa, telah wafat: sastrawan, budayawan, Kang Ajip Rosidi malam ini Rabu, 29 Juli 2020 sekitar pukul 22.20 WIB di Rumah Sakit TIDAR, Magelang. Inna lillahi wa inna ilahi rojiun," tulis @hw_setiawan.
Di akhir masa hidupnya, Ajip Rosidi tetap aktif menulis terutama dalam perkembangan bahasa dan sastra Sunda.
Beberapa karyanya berupa esai dan kritik sastra antara lain Cerita Pendek Indonesia (Jambatan, 1959), Kesusastraan Sunda Dewasa Ini (antologi bersama Rusman Sutia Sumarga, 1963), Kesusastraan Sunda Dewasa Ini (1966), Ichtisar Sedjarah Sastra Indonesia (Bina Tjipta, 1969), dan "Pembinaan Kebudajaan Daerah Sunda" (Budaja Djaja, 1970).***