“Bukan pengen bunuh diri ya, tapi saya tidak melihat poin penting hidup lebih lama karena logikanya sederhana kalau kamu ingin ketemu Tuhan dan katanya akan ketemu setelah mati kenapa lama-lam hidup? Mau ketemu Tuhan ya cepat saja mati,” ujarnya.
Kendati demikian, logikanya itu tidak bisa dibenarkan karena bunuh diri merupakan sesuatu yang dilarang dalam agama.
Baca Juga: Sang Istri Miliki Fobia Ekstrem terhadap Kecoak, Pasutri Ini Rela Pindah Rumah 18 Kali dalam 3 Tahun
Sehingga, ia mengaku pada saat itu merasakan kondisi yang menderita dengan logikanya yang bertanya-tanya mengenai manfaat hidup berlama-lama dengan ending yang nantinya pun akan bertemu dengan Tuhan.
“Tapi sudah dilarang bunuh diri loh, terus saya ngapain hidup lama-lama? Jadi pada posisi itu saya merasa sangat pada posisi menderita dalam tanda petik kangen yang luar biasa sampai menderita gitu loh,” ucapnya.
Menurutnya, perasaan putus asa itu pun datang ketika ia mengingat kisah dari Nabi Musa AS dan Nabi Khidir.
“Itu juga datang dari keputus asaan saya tentang cerita Nabi Khidir dan Nabi Musa AS, Nabi Musa yang ditemani Jibril aja masih ada salahnya ketika dihadapkan dengan Nabi Khidir, apalagi saya ditemani iblis. Apa mungkin bisa mencapai pemahaman seperti itu?,” kata Sabrang Letto.
"ini tuh nggak berarti, jadi yaudah lah ketemu sekarang aja. Nah itu lagi posisi putus asa yang tinggi hingga lahir lah lagu Sandaran Hati itu,” katanya.***