Network
PR BEKASI - Komedian Eko Patrio turut menyampaikan duka cita atas meninggalnya komedian Sapri Pantun pada Senin, 10 Mei 2021.
Eko Patrio menuturkan bahwa sebagai sahabat, dirinya dan teman-teman sesama artis lainnya sangat menyanginya Sapri Pantun.
Meski demikian, Eko Patrio menyadari betul bahwa Sapri Pantun lebih disayangi oleh Tuhan, sehingga Tuhan memutuskan untuk memanggilnya terlebih dahulu.
"Kita semua sayang Bang Sapri, tapi Tuhan lebih sayang abang, selamat jalan sahabat @sapri_pantun," kata Eko Patrio, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari unggahan Instagram @ekopatriosuper, Senin, 10 Mei 2021.
Baca Juga: Tengku Zulkarnain Dikenal Baik dan Tulus, Yusril Ihza: Rasanya Terlalu Cepat Sahabat Saya Ini Pergi
Diketahui, Sapri Pantun lahir di Bogor, 10 Maret 1972, dan meninggal dunia di usia 49 tahun setelah terbaring sakit dan masuk ruang perawatan ICU pada Kamis, 6 Mei 2021.
Sapri Pantun meninggal dunia setelah berjuang melawan penyakit diabetes dan penyumbatan pembuluh darah yang dideritanya.
Sebelum menghembuskan napas terakhirnya, Sapri Pantun sempat menjalani operasi penyumbatan pembuluh darah dan tak sadarkan diri, hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
Kondisi Sapri Pantun juga dikabarkan sempat kritis selama beberapa menit menjelang azan Magrib pada Senin, 10 Mei 2021.
Sebelumnya, Ruben Onsu sempat mengabarkan bahwa kondisi Sapri Pantun mulai memburuk dan diharuskan masuk ICU ketika kadar gula darahnya tinggi sekali.
"Aku gak tanya secara detail, tapi aku tahunya dia sudah di Rumah Sakit, terus masuk ICU. Jadi perkembangannya itu cepat banget, cuma 2-3 jam dengar perkembangannya lagi tiba-tiba sudah di ICU," kata Ruben Onsu.
"Gulanya tinggi banget, 1100 lebih. Bukan tidak sadarkan diri, tapi di ICU. Pagi tadi sudah mulai sadar, tapi ngomongnya mulai ngaco. Mungkin ada gumpalan darah di kepala dan badannya," kata Ruben Onsu.
Baca Juga: Mudik Dilarang Tapi TKA China Terus Berdatangan, Fadli Zon: Siapa Tuan Rumah di Negeri Ini?
Selain cara bicara yang mulai melantur, Ruben Onsu juga mengatakan bahwa Sapri Pantun belum bisa mengenali orang-orang di sekitarnya.
Meski demikian, Sapri Pantun masih mengingat kewajibannya sebagai seorang suami yang harus membiayai persalinan istrinya.
"Terakhir malah, ngomongnya udah ngaco aja, Sapri malah bilang 'pulang aja, ini biaya siapa yang bayar nih'. Itu tandanya dia masih kepikiran tentang biaya, dan terakhir yang dia pikirin itu biaya lahiran istrinya, dan dia sangat menunggu lahiran itu," tutur Ruben Onsu.***
