Cuitan Ernest Prakasa itu pun menuai beragam komentar dari netizen, ada yang setuju dengan pendapatnya itu, ada pula yang tidak.
Netizen setuju dengan pendapat Ernest Prakasa lantaran merasa perbuatan biadab tak pantas diperhalus, apalagi kata 'digagahi', yang seolah-olah menyebut perkosaan adalah perbuatan gagah.
"Digagahi sih paling bikin muak, yang begitu kok bisa-bisanya dibilang gagah," tulis akun @ameidal.
"Mana ada orang merkosa gagah. Kalau 'rudapaksa' masih masuk, perlakuan yang dilakukan dengan paksa," tulis akun @intania_sagita.
"Bener ko, jadi gak usah diperhalus karena perbuatan yang dilakukannya tidak baik.
Maling ya maling aja gak usah pakai koruptor," tulis akun @IidRasyid.
Namun, ada pula netizen yang tak setuju dengan pendapat Ernest Prakasa itu lantaran memperhalus kata perkosa menjadi rudapaksa bukan ditujukan untuk pelaku, melainkan korban.
"Kalau gue coba pakai kacamata keluarga/kerabat korbannya ya ko, kayaknya makin terpukul deh tiap dengar kata perkosa, apalagi ortunya," tulis akun @adytxax.
"Jadi diperhalus bukan demi si pelakunya, tapi mungkin lebih ke keluarga dan terutama si korban sendiri," sambungnya.