Beredar Video Viral Gajah Memijat Seorang Wanita Dikecam, Ternyata Ini Alasannya

20 Januari 2021, 09:47 WIB
Video viral gajah yang memijat seorang wanita di Thailand. /PR BEKASI /Twitter.com/@amir2371360

PR BEKASI - Baru-baru ini video seekor gajah dewasa yang tampak memijat seorang wanita layaknya tukang pijat profesional viral di media sosial.

Video berdurasi 25 detik tersebut diketahui terjadi di Thailand dengan tujuan untuk mempromosikan sektor wisata di sana, gajah yang memijat pun sudah terlatih sejak kecil.

Aksi gajah tersebut pun justru dikecam oleh beberapa pihak termasuk warganet karena di balik itu semua terdapat satu hal yang akan membuat kaget Anda.

Baca Juga: Resmi! Mario Mandzukic Akan Jadi Tandem Ibrahimovic di Lini Depan AC Milan

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @amir2371360, Rabu, 20 Januari 2021, terlihat gajah itu memijat wanita yang tengkurap menggunakan belalainya mulai dari kaki hingga kepala.

Kemudian, selang beberapa detik, gajah itu pun menggunakan kakinya untuk memijat. Gajah itu pun terlihat tahu apa yang dilakukannya dan pengunjung tampak menikmati pertunjukkan tersebut.

Lantas mengapa aksi gajah tersebut dikecam dan dipermasalahkan? Menurut World Animal Protection organisasi perlindungan hewan dunia, ternyata gajah yang digunakan untuk pertunjukkan dan hiburan semacam ini, harus menjalani proses pelatihan yang kejam.

Baca Juga: PA 212 Heran Kelompok Rezim Selalu Mendapat Pembelaan, Refly Harun: Jomplang Sekali Perlakuannya

Karena pelatihan ini dimulai sejak lahir, bayi gajah harus dipisahkan dari induknya pada usia yang sangat muda dan langsung menjalani proses pelatihan yang kejam yang sudah dirancang untuk membuat mereka tunduk kepada manusia.

Hampir semua gajah yang digunakan untuk pertunjukkan semacam ini dilatih agar sebisa mungkin membuat mereka takut dan menjadi penurut.

Baca Juga: Tersungkur King Power Stadium, Chelsea Antarkan Leicester Puncaki Klasemen Sementara Liga Inggris

Pelatihan dapat mencakup, membuat hewan kelaparan, menguncinya di kandang yang sempit, dan menyiksanya dengan bullhook (angkusa).

Perlu diketahui, di dunia sirkus, penyiksaan yang lebih kejam lumrah terjadi. Mereka memilih hewan sebagai aktor utama pertunjukan agar mendapatkan perhatian yang besar dari khalayak.

Indonesia merupakan satu dari beberapa negara di dunia yang belum masif dalam mengharamkan praktik sirkus yang dilakoni satwa liar, seperti atraksi gajah di kebun binatang, aksi topeng monyet, dan sirkus lumba-lumba keliling.

Baca Juga: Hari Pelantikan Presiden AS, Uni Eropa Minta Joe Biden Pimpin Perang Global Lawan Covid-19

Dalam aksinya, satwa yang dinilai cukup pintar ini dilatih dan digerus sifat liarnya sehingga mampu tampil bersahabat dan menggemaskan di mata para penonton sirkus. Hewan-hewan ini dipisahkan dari induknya ketika masih bayi dan ditempatkan di sebuah kandang kecil.

"Kami melihat sirkus itu kejam dan tidak mendidik. Semisal, lumba-lumba yang perilaku aslinya memang melompat di air, namun saat di sirkus tidak boleh dijadikan sebuah aksi melompat yang melewati api. Itu bisa menyakiti," kata aktivis Wildlife Conservation Society Irma Hermawati.

Irma juga menilai bahwa sirkus hewan ini berpeluang untuk menimbulkan risiko yang fatal bagi manusia karena mereka masih mempunyai sifat liar sehingga sewaktu-waktu dapat menyerang pawangnya.

Baca Juga: Hari Pelantikan Joe Biden, Washington DC Disebut Bagaikan Kota Mati dan Kamp Militer AS

Tak cukup saat latihan, hal keji lainnya juga harus lumba-lumba alami saat diangkut berkeliling sirkus antarkota. Lumba-lumba akan diletakkan dalam suatu wadah air tawar yang diasinkan, bukan air laut. Hal ini dapat merusak mata, kulit, dan bagian tubuh lainnya.

"Lalu, saat beraksi mereka ditempatkan di kolam yang tidak memenuhi kebutuhan leluasa geraknya. Tentu ini merampas haknya yang biasa berenang hingga beribu-ribu mil jauhnya," tutur Irma.

Dalam petisi yang dibuat oleh Jakarta Animal Aid Network (JAAN), kondisi kolam yang tak layak ini sering mengakibatkan kematian pada lumba-lumba. Efek buruk tersebut membuat negara-negara lain telah menghentikan praktik ini.

Baca Juga: Disiplinkan Prokes Covid-19, Polisi Sosialisasikan 'Kota Bekasi Bermasker'

Sayangnya, menurut JAAN, Indonesia adalah satu-satunya negara yang belum menghentikan praktik sirkus lumba-lumba keliling.

Irma juga berkata bahwa sirkus belum memiliki regulasi yang jelas. Padahal, banyak terjadi penganiayaan di balik praktik sirkus ini. Selain itu, pemerintah juga belum melakukan kontrol ketat terhadap hewan-hewan di sirkus.

Sebenarnya, banyak negara-negara yang telah melarang pentas sirkus dengan atraksi satwa. Hal ini tertuang dalam Universal Declaration of Animal Welfare.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jakarta, Jawa Barat, dan Banten Hari Ini

"Kami melihat sirkus itu kejam, tidak mendidik. Kenapa sih tidak sirkus manusia saja? Manusia bisa bilang kalau capek atau sakit tapi kalau hewan? Mereka kalau capek diam, kalau sudah kesal baru berontak dengan mengeluarkan sifat liarnya." kata Irma.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: NDTV

Tags

Terkini

Terpopuler