Pakar: Poligami Dapat Tingkatkan Risiko Kanker Serviks

3 Juni 2021, 20:58 WIB
Ilustrasi Poligami dapat tingkatkan risiko kanker serviks/Arahkata /

PR BEKASI – Melakukan poligami atau berganti pasangan dapat meningkatkan kanker serviks.

Konsultan Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Kanker Ginekologi), Rumah Sakit Pantai Kuala Lumpur, Dr. Ahmad Zailani Hatta Mohd Dali mengatakan, masyarakat harus lebih memahami bagaimana cara infeksi Human Papillomavirus (HPV) yang menjadi penyebab kanker terjadi tersebar.

Masyarakat seringkali menilai penyakit kanker serviks dengan kebiasaan seks bebas, namun hal itu tidak selalu benar.

Baca Juga: Tegur Andre Taulany yang Elus Bahu Ayu Ting Ting, Aldi Taher: Daripada Elus-elus, Mending Poligami

"Saya tidak setuju dengan pandangan masyarakat yang sering menuding wanita ketika mereka menderita kanker serviks," kata dr. Hatta seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Astro Awani pada Kamis, 3 Juni 2021.

"Terkadang kita lupa pria juga bisa menjadi pembawa virus HPV," sambungnya.

Dr.Hatta mengingatkan bahwa virus dapat menginfeksi pria maupun wanita. Sehingga jika saat seorang pria melakukan poligami ia dapat berperan sebagai pembawa virus.

Baca Juga: Poligami Uje Tuai Polemik, Ustaz Zacky Mirza: Apapun yang Terjadi Almarhum Tetap Orang Baik dan Saleh!

"Pada dasarnya, virus adalah sejenis zat asing yang dapat menginfeksi pria atau Wanita,” katanya.

"Jika salah satu istri menderita kanker serviks, kemungkinan risiko istri lain terkena juga cukup tinggi karena suami berperan sebagai pembawa virus," sambungnya.

Dia pun berpesan agar masyarakat tidak memberikan stigma kepada mereka yang memiliki kanker dengan menuduhnya melakukan seks bebas.

Baca Juga: Adik Ustaz Jefri Al Buchori Minta Publik Hentikan Polemik Poligami Sang Kakak: Ini Orang Sudah Meninggal

"Jangan hanya menuduh seseorang melakukan hubungan seks bebas ketika mereka menderita kanker. Tuduhan itu hanya menunjukkan betapa sedikitnya pengetahuan kita tentang kanker serviks," katanya.

Pada saat yang sama ia mengingatkan mereka yang mempraktikkan monogami juga masih tetap berisiko terkena infeksi HPV.

"Sifat virus sebenarnya dapat ditemukan di sekitar kita termasuk di tangan, pakaian dan permukaan benda-benda di sekitar kita," ujarnya.

Baca Juga: Aldi Taher Berniat Poligami Dirinya, Anya Geraldine Syok: U Serem

"Bila virus tersebut terkena serviks wanita, bisa berkembang menjadi kanker di kemudian hari. Perlu kita pahami, kanker serviks ini adalah penyakit yang mungkin butuh waktu bertahun-tahun untuk bermutasi," sambungnya.

Penggunaan kondom saat berhubungan seks juga tidak berarti bahwa seseorang akan aman dari infeksi HPV, karena masih dapat menular melalui kontak. lain

Cara paling efektif untuk mencegah infeksi, kata dr Hatta, adalah dengan vaksinasi. Diketahui di Malaysia program vaksinasi HPV telah dilakukan secara nasional.

Baca Juga: Umi Pipik Bongkar Tindakan Poligami Uje, Dewi Tanjung: Percuma Bercadar, Tapi Buka Aib Almarhum Suami

"Kami sebagai orang Malaysia dianggap beruntung karena pemerintah mendorong agar vaksinasi diberikan kepada siswi sejak usia sekolah,” katanya.

"Kita perlu memainkan peran masing-masing untuk memastikan Malaysia bisa menjadi negara dengan nol kanker serviks di masa depan," kata Dr. Hatta.

Dilansir dari Kementerian Kesehatan, Indonesia juga telah melakukan program vaksinasi HPV sejak 2016.

Baca Juga: Pasrah Tak Bisa Pertahankan Rohimah, Kiwil: Saya Tidak Bisa Hidup Tanpa Poligami

Pemberian imunisasi HPV kepada siswi perempuan kelas 5 (dosis pertama) dan 6 (dosis kedua) SD/MI dan sederajat baik negeri maupun swasta melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).

Kegiatan pemberian imunisasi HPV melalui program BIAS ini diawali dengan pemberian imunisasi di lokasi percontohan yang memiliki angka prevalensi kanker serviks yang tinggi dan dipandang memiliki kesiapan dalam melaksanakan imunisasi HPV.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: sehatnegeriku.kemkes.go.id Astrowani

Tags

Terkini

Terpopuler