Abuse vs Toxic dalam Hubungan, Apa Perbedaan dan Ciri Keduanya?

5 Juli 2022, 13:40 WIB
Ilustrasi hubungan toxic. /Pixabay/Tumisu, please consider, Thank you!

PR BEKASI - Abuse atau dalam arti lain adalah pelecehan ternyata memiliki perbedaan dengan toxic dalam suatu hubungan.

Toksisitas dalam suatu hubungan dapat terjadi dalam banyak bentuk, termasuk pelecehan emosional atau verbal. Namun, tidak selalu seperti itu, ada perbedaan dan garis yang jelas antara toksisitas dan pelecehan.

Hubungan toxic itu tidak sehat, tetapi tidak selalu kasar. Terkadang, perilaku toxic tidak disengaja, meskipun, tentu saja, itu tidak mengurangi rasa sakitnya.

Pelecehan, di sisi lain, berasal dari keinginan untuk memegang kekuasaan atas orang lain dan mengendalikan suatu perilaku, menurut Hotline KDRT Nasional, sebagaimana dilansir PikiranRakyat-Bekasi.com dari Healthline.

Baca Juga: 7 Tips Memperbaiki Hubungan Toxic, Salah Satunya Jangan Hiraukan Masa Lalu

Karena pelecehan sering terjadi secara bertahap, dengan cara yang halus, kamu mungkin tidak selalu mengenalinya dengan mudah, terutama jika hubungan tersebut telah menjadi toxic selama beberapa waktu.

Tidak pernah ada alasan untuk perilaku kasar. Meskipun perubahan itu mungkin terjadi bagi siapa saja, kamu tidak dapat membuat pasanganmu berubah.

Itu sebabnya, jika kamu mengenali ciri-ciri pelecehan fisik atau emosional berikut, langkah selanjutnya yang baik melibatkan konsultasi dengan terapis atau advokat kekerasan dalam rumah tangga untuk membuat rencana untuk meninggalkan hubungan dengan aman.

Berikut ini ciri-ciri dan dampak dari perilaku pasangan yang abuse baik secara verbal maupun non verbal:

Baca Juga: Bacaan Doa Setelah Sholat Witir, Lengkap dalam Latin dan Terjemahan

Harga Diri Berkurang

Pasanganmu menyalahkan kamu atas segala sesuatu yang salah dan membuatmu merasa seolah-olah tidak dapat melakukan sesuatu dengan benar. Pasanganmu mungkin melakukan ini dengan merendahkan, menolak, atau mempermalukan kamu di depan umum.

Yang akhirnya itu akan berdampak negatif untuk dirimu sendiri, kamu akhirnya merasa kecil, bingung, malu, dan sering kelelahan.

Stres Kronis, Anxiety, atau Keraguan

Biasanya mengalami periode frustasi dengan pasanganmu atau keraguan tentang masa depan bersama.

Baca Juga: 5 Tips dan Cara Meninggalkan Hubungan Toxic: Blokir Semua Media Sosial?

Sehingga kamu menghabiskan banyak waktu untuk mengkhawatirkan hubungan tanpa memikirkan keselamatan diri sendiri.

Pasangan yang kasar mungkin mengatakan hal-hal yang membuatmu meragukan keamanan hubungan, atau bahkan harga dirimu sendiri.

Contoh verbal abuse seperti berikut:

“Kau beruntung aku bersamamu. Aku bisa memiliki siapa saja.”

"Jika kamu tidak ingin berhubungan seks denganku, aku akan mencari orang lain yang mau."

Baca Juga: Bolehkah Sholat Witir 3 Rakaat Sekaligus? Simak Penjelasan Ulama

Berpisah dari Teman dan Keluarga

Terkadang, berurusan dengan hubungan yang toxic dapat membuatmu menarik diri dari teman dan keluarga.

Tetapi pasangan yang kasar/ yang abuse dapat dengan paksa menjauhkanmu dari jaringan dukungan yang kamu miliki.

Pasanganmu mungkin mengambil ponselmu saat kamu berbicara, kemudian menjawabnya untukmu dan mengatakan kamu sedang sibuk, atau membuat keributan ketika kamu mengatakan bahwa kamu memiliki rencana, yang akhirnya kamu batalkan.

Mereka mungkin juga meyakinkanmu bahwa orang yang kamu cintai selain dia, seperti teman atau keluarga tidak ingin mendengar kabar darimu.

Baca Juga: Kerusuhan Lagi di Babarsari Yogyakarta, Berikut Beberapa Konflik yang Pernah Terjadi

Gangguan Bekerja atau Sekolah

Pasangan yang kasar/ abuse dapat mencegahmu mencari pekerjaan atau belajar untuk mengisolasi dan mengendalikanmu.

Pasanganmu mungkin juga berusaha mempermalukanmu di tempat kerja atau sekolah dengan membuat keributan, berbicara dengan atasan atau guru, atau berbohong kepada rekan kerja dan teman sekelas mu.

Ketakutan dan Intimidasi

Pasangan yang kasar/ abuse mungkin meledak dengan kemarahan atau menggunakan taktik intimidasi, seperti membenturkan tangannya ke dinding atau tidak mengizinkanmu meninggalkan rumah selama pertengkaran.

Baca Juga: Teori One Piece 1054: Nilai Bounty Buggy Akan Melebihi Kurohige, Begini Penjelasannya

Penghinaan

Penghinaan yang ditujukan untuk mempermalukan dan meremehkan minat, penampilan, atau pencapaianmu, semuanya dianggap sebagai pelecehan verbal.

Seseorang yang menggunakan taktik pelecehan verbal mungkin mengatakan hal-hal seperti:

"Kamu tidak berharga."

"Kamu tidak bisa melakukan apapun dengan benar."

“Tidak ada orang lain yang bisa mencintaimu.”

Baca Juga: Kebiasaan ini Ternyata Dilarang di Tanah Suci, Apa Saja?

Pembatasan Keuangan

Taktik penyalahgunaan keuangan melibatkan; mengontrol uang yang masuk, mencegah kamu memiliki rekening bank sendiri, membatasi aksesmu ke kartu kredit, memberi uang saku harian dan membuat kamu meminta lebih banyak padanya.

Gaslighting

Gaslighting adalah teknik manipulasi yang membuat kamu mempertanyakan perasaan, naluri, dan kewarasanmu sendiri.

Seseorang yang mencoba melakukan ini:

1.Akan bersikeras memaksa sesuatu yang kamu ingat tidak pernah terjadi.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Aries, Taurus, dan Gemini 5 Juli 2022: Akan Ada Panggilan Interview dari Perusahaan Impian

2. Memberi tahu kamu bahwa pasanganmu tidak pernah mengatakan sesuatu padahal kamu mengingatnya dengan jelas.

3. Menuduhmu sebagai orang yang memiliki masalah kemarahan dan kontrol emosi.

Ancaman Melukai Diri Sendiri

Mengancam untuk melukai diri sendiri untuk menekanmu agar melakukan sesuatu adalah taktik manipulasi.

Jika pasanganmu menyebutkan bunuh diri, anggap itu serius dan dorong pasanganmu untuk terhubung dengan saluran bantuan krisis seperti menghubungi 911 atau hubungi dukungan lain seperti keluarganya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Mingguan, Simak Prospek Karier Capricorn, Cancer, hingga Scorpio

Kekerasan Fisik

Ancaman dan hinaan verbal dapat meningkat menjadi kekerasan fisik. Jika pasanganmu mendorong atau memukulmu, itu adalah tanda yang jelas bahwa hubungan tersebut menjadi berbahaya.

Sudahi hubungan yang sudah ada kekerasan fisik di dalamnya, karena perilaku tersebut sulit untuk diubah.***

Editor: Dini Novianti Rahayu

Sumber: Healthline

Tags

Terkini

Terpopuler