Lebih dari 40 Persen, Penelitian Sebut Ruam Sebagai Gejala Covid-19

16 Oktober 2020, 20:09 WIB
Ruam menjadi salah satu tanda gejala covid-19. /Pixabay

PR BEKASI – Sejauh ini gejala seseorang terpapar Covid-19 sangatlah bervariasi umumnya terjadi peningkatan suhu tubuh dan mempengaruhi sistem pernapasan. Adapula yang sama sekali tidak merasakan gejala apa pun.

Namun temuan terbaru kulit bisa menjadi tempat pertama virus penyebab Covid-19 muncul dan ruam kulit terutama di tangan serta kaki merupakan tanda pertamanya, menurut sebuah studi dalam American Journal of Clinical Dermatology.

Para peneliti dalam studi itu, seperti dilansir Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Medical Daily pada Jumat, 16 Oktober 2020 mengungkapkan, gejala kulit dapat mempengaruhi satu dari lima pasien Covid-19.

Baca Juga: Tiga Tahun Pimpin Jakarta, Nasdem Nilai Empat Janji Kampanye Anies Baswedan Belum Terealisasi

"Dokter harus menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasi pasien dengan Covid-19 yang tidak memiliki gejala lain," kata penulis studi, Daniel Gould, dokter ahli bedah di Divisi Bedah Plastik dan Rekonstruksi Keck School of Medicine, University of Southern California di Los Angeles.

Menurut dia, jika seorang pasien mengatakan mengalami ruam yang aneh, dokter harus menanyakan kemungkinan dia pernah berkontak dengan seseorang yang terkena Covid-19.

Gould dan koleganya menelusuri database penelitian pada Mei 2020 terkait pasien dengan dugaan atau konfirmasi Covid-19 dan gejala kulit. Mereka menemukan, hampir tiga lusin makalah dengan total 996 pasien.

Berbagai jenis ruam kulit ditemukan pada pasien antara lain lepuh kecil, bercak merah muda, dan merah dan benjolan kecil gatal yang ditandai dengan bintik merah dan ungu.

Baca Juga: Modal Bagus 4 Partai Jelang Pilkada 2020, Hasil Survei Elektabilitas: Semua Parpol Cenderung Turun 

Gejala ruam yang disebut terakhir termasuk jenis yang paling sering diidentifikasi pada pasien Covid- 19, dialami lebih dari 40 persen, dan biasanya muncul pada orang dewasa muda yang mengalami gejala virus lain terlebih dahulu.

Menurut Gould, virus corona dapat memicu gejala kulit dengan dua cara utama yakni inflamasi yang dihasilkan oleh sistem kekebalan untuk melawan virus atau gumpalan darah kecil yang dihasilkan dari virus.

"Saya tidak akan mengatakan ruam itu sendiri berbahaya, hanya tanda yang perlu kita waspadai," ucap Gould.

"Seringkali keluhan terkait Covid-19 sangat bervariasi, mulai dari hilangnya indra penciuman hingga demam yang mengamuk dan penyakit parah. Tetapi jika dokter melihat ruam, mereka perlu tahu ini bisa menjadi manifestasi lain dari virus," jelas dia.

Baca Juga: Fahri Hamzah Sebut 'Kabinet Pesta' Adalah Dalang dari Buruknya Pemerintahan Periode Kedua Jokowi 

COVID-19 dan jenis ruam

Director of Global Health Dermatology di Massachusetts General Hospital, Boston, Esther Freeman mengatakan, temuan penelitian Gould serupa dengan yang diamati dalam International Dermatology Covid-19.

Sejak April, telah lebih dari 1.000 kasus di 41 negara pasien Covid-19 dengan gejala kulit.

Menurut studi, benjolan berwarna merah dan ungu di jari tangan dan kaki umumnya menunjukkan penyakit yang lebih ringan, sementara bintik merah atau biru seringkali berarti Covid-19 yang lebih parah.

"Dalam kebanyakan kasus, ruam muncul setelah batuk atau demam. Tetapi penting untuk disoroti ada beberapa pasien yang tanda pertama Covid-19 adalah ruam," kata Freeman.

Baca Juga: Wakil Ketua DPR Azis Syamsudin Kecelakaan Sepeda di GBK 

Sementara itu, mereka yang tidak tertular Covid-19 ternyata belum tentu kebal dari efek pandemi pada kulit mereka. Stres akibat krisis kesehatan global dapat menyebabkan Anda memproduksi lebih banyak hormon inflamasi kortisol, kata Dr. Gould.

Hal ini dapat menyebabkan munculnya jerawat, gatal-gatal, atau memburuknya kasus kondisi kulit kronis, seperti psoriasis dan eksim.

"Kami melihat banyak pasien datang sekarang dan mengatakan kulit mereka sangat buruk. Pasien harus selalu kembali pada penyedia perawatan primer mereka agar masalah kulit mereka bisa diidentifikasi dan diobati," demikian kata Gould.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Medical Daily

Tags

Terkini

Terpopuler