Keluhan Infeksi pada Telinga Selama Pandemi Meningkat, Penggunaan Earphone Jadi Penyebabnya

20 November 2020, 14:47 WIB
Ilustrasi Earphone. /Pixabay

PR BEKASI - Keluhan nyeri, iritasi, dan infeksi pada telinga dalam tujuh hingga delapan bulan terakhir terus meningkat selama pandemi COVID-19, hal itu disebabkan karena penggunaan earphone dalam waktu yang lama.

Pandemi memaksa para profesional pekerja dan pelajar untuk melakukan tugasnya dari rumah. Hal itu memicu penggunaan earphone lebih lama. Para dokter pun mendapat peningkatan keluhan pasien yang menderita sakit telinga.

Dr. Shrinival Chavan, kepala departemen THT di rumah sakit J J, Mumbai mengatakan, seseorang yang menggunakan earphone, earpod ataupun headphone lebih dari delapan jam akan membuat telinga stres apalagi jika earphone tersebut tidak pernah dibersihkan sehingga berisiko menyebarkan infeksi.

Baca Juga: Bukan Manusia, Statsiun TV Asal Korea Selatan Ini Pakai Sistem AI untuk Jadi Penyiar Berita

"Mendengarkan secara terus-menerus pada volume suara yang tinggi dalam waktu yang lama juga dapat melemahkan kemampuan mendengar," kata dr. Shrinival Chavan seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Indian Express, Jumat, 20 November 2020.

Jika kebiasaan ini tidak diubah, kata dia, maka dapat menyebabkan kerusakan permanen pada telinga.

Shrinival pun mengatakan, kotoran di dalam telinga membunuh bakteri secara alami dan mencegah infeksi.

Baca Juga: Bantah Tuduhan Wajahnya Hasil Oplas, Barbie Kumalasari: Aku Tuh Ada Keturunan Belanda-Persia

Selain itu, para dokter di India mencermati penggunaan cotton bud untuk membersihkan telinga yang akan menghilangkan lapisan lilin pelindungnya dan membuat bagian dalam telinga terkena infeksi bakteri dan hal tersebut biasanya menyebabkan sakit telinga.

"Kami menyarankan orang untuk melepas earphone. Udara segar harus masuk ke dalam telinga agar tetap aman," kata dr. Shrinival.

Sementara itu, Dr. Rahul Kulkarni, kepala unit THT di Rumah Sakit St George mengatakan, masalah telinga tidak hanya terkait dengan pekerja profesional, tetapi anak-anak sekolah yang harus mengikuti kelas online juga mengalami keluhan yang sama.

Baca Juga: Akui Pencopotan Baliho Habib Rizieq Perintahnya, Pangdam Jaya: Ganggu Jakarta, Saya Hajar Nanti!

"Idealnya, anak sekolah sama sekali tidak menggunakan headphone. Kalau mereka mengikuti kelas di laptop atau PC, maka volume perangkatnya sudah cukup," kata Dr. Rahul.

Dr. Rahul mengatakan, orang-orang tidak mengetahui etika bagaimana berkomunikasi melalui panggilan telepon, panggilan konferensi dan konferensi video serta menggunakan volume suara yang keras pada headphone.

"Jika siswa sekolah menggunakan headphone dengan suara lebih dari 60 desibel, secara alami akan membebani daya pendengaran mereka," ucap Dr. Rahul.

Baca Juga: Sebut Ada Pihak yang Ingin Anies Baswedan dan HRS Jatuh, Fadli Zon: Ada Otak Kotor di Balik Ini

Anak-anak sekolah harus mendengarkan volume suara dengan tingkat yang sama seperti saat mereka belajar di kelas. Jika mereka mendengarkan suara dengan volume yang lebih tinggi, hal itu dapat menyebabkan komplikasi.

"Bahkan orang dewasa pun datang dengan keluhan iritasi di telinga. Paparan suara keras dalam waktu lama membuat orang cemas dan mudah marah. Keluhan seperti itu juga terlihat saat ini," kata Dr. Rahul.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Indian Express

Tags

Terkini

Terpopuler