Berat Badan Turun saat Puasa Kemudian Naik Lagi Usai Ramadhan? Simak Penyebabnya

- 2 Mei 2022, 11:00 WIB
Ini penyebab berat badan seseorang turun saat puasa kemudian naik lagi setelah Ramadhan.
Ini penyebab berat badan seseorang turun saat puasa kemudian naik lagi setelah Ramadhan. /PIXABAY/Bru-nO

PR BEKASI – Puasa sebulan penuh saat bulan Ramadhan merupakan salah satu ibadah wajib bagi umat Muslim.

Tergantung negara dan letak geografisnya, durasi puasa mempunyai durasi waktu yang bervariasi dengan rentan waktu 9-18 jam.

Dalam praktiknya, banyak orang mengalami penurunan berat badan selama bulan Ramadhan karena puasa selama itu.

Namun, hanya beberapa hari setelah lebaran, biasanya berat badan akan naik kembali seperti semula.

Baca Juga: Pantau Hasil Sidang Isbat Idul Fitri 2022 di Empat Link Live Streaming Berikut

Fenomena ini biasanya disebut dengan efek yoyo yang disebabkan karena adanya perubahan pola makan selama bulan Ramadhan sehingga berat badan menurun.

Untuk mencari tahu terkait fenomena tersebut, sebuah penelitian yang dilakukan oleh the Conversation untuk dengan menggunakan sampel 78 orang dewasa yang berpuasa dengan berat badan berlebih selama Ramadan tahun 2015.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Conversation pada Sabtu, 30 April 2022, mayoritas responden selama menjalani puasa diketahui hanya makan dua kali makanan utama setiap harinya dari yang biasanya tiga kali.

Hal ini berakibat pada penurunan asupan kalori sebanyak 400 kilo kalori per hari yang serupa dengan yang dialami seseorang ketika menjalani program diet.

Baca Juga: Contoh Ucapan Idul Fitri dalam Bahasa Sunda Halus, Bermaafan dengan Rangkaian Kata Menyentuh Hati

Tak hanya itu, para responden juga mengalami persentase lemak dalam tubuh sebesar 1,1 persen.

Ini merupakan angka yang cukup besar sebagai reaksi dari puasa yang dilakukan selama sebulan penuh.

Akan tetapi, berat badan para responden kembali ke normal ke angka sebelum puasa dua minggu setelah lebaran.

Diketahui, para responden tersebut kembali menjalani pola makan yang sama sebelum menjalani puasa.

Ini membuktikan bahwa peningkatan berat badan setelah puasa lebih cepat daripada penurunannya saat puasa.

Baca Juga: Tiga Pelaku Pengeroyokan Anggota Polisi yang Sempat Viral Berhasil Diamankan

Salah satu penyebab efek yoyo adalah turunnya kadar leptin yang merupakan salah satu protein penting yang mempengaruhi metabolisme.

Diketahui, kadar leptin para responden tersebut mengalami penurunan yang sangat signifikan pada akhir puasa.

Leptin sendiri merupakan sinyal yang dilepaskan jaringan lemak yang kemudian diedarkan ke seluruh tubuh, termasuk ke otak.

Oleh karena itu, tubuh dapat terhindar dari penumpukan lemak terus-menerus yang bisa mengarah pada terjadinya obesitas.

Baca Juga: Daftar 10 Karakter One Piece Tertinggi Berdasarkan Ranking, Ada yang Sampai 180 Meter

Namun, saat lemak mengalami penyusutan ukuran, sebaliknya produksi leptin akan berkurang yang kemudian berdampak pada naiknya keinginan untuk makan.

Kondisi seperti ini sering terjadi pada saat lebaran dimana pada saat itu banyak berbagai kue dan camilan yang menggugah selera.

Perubahan leptin terjadi secara biologis dan kondisi ini memang terjadi secara normal pada setiap individu yang sehat.

Dalam penelitian, ditemukan juga bahwa pola makan berpengaruh terhadap fluktuasi leptin sebagai respon terhadap program penurunan berat badan.

Seperti halnya dalam kondisi puasa Ramadan, setelah program diet ditemukan bahwa leptin mengalami pengurangan yang sangat signifikan.

Baca Juga: 9 Karakter Penjahat yang Pantas Dikalahkan di One Piece, Siapa yang Paling Kejam?

Pada waktu yang bersamaan, banyak asupan protein yang dimakan selama diet akan mendorong semakin meningkatnya kadar leptin.

Dengan kata lain, kadar leptin akan mengalami peningkatan bila seseorang mengkonsumsi banyak protein.

Ini menunjukkan bahwa penurunan leptin dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan tinggi protein selama menjalani diet atau puasa Ramadhan.

Sudah banyak hasil penelitian di negara barat yang melaporkan bawa protein berperan dalam mencegah peningkatan berat badan kembali setelah program penurunan berat badan.

Akan tetapi, lebih baik mengkonsumsi protein yang tidak memiliki banyak lemak jenuh seperti ikan, kacang-kacangan, dan ayam.***

Editor: Nopsi Marga

Sumber: The Conversation


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah