PR BEKASI - Pada awal ditemukannya, hepatitis C disebut sebagai hepatitis non-A dan non-B.
Biasanya hepatitis C ditularkan melalui adanya kontak langsung dengan darah yang terinfeksi.
Infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV) dapat menyebabkan penyakit ringan atau berat yang berlangsung beberapa minggu atau seumur hidup.
Hepatitis C adalah penyakit yang ditemukan pada tahun 1989 yang telah memakan korban hingga jutaan orang.
Baca Juga: Deretan Selebriti Indonesia yang Merayakan Waisak, Salah Satunya Roy Kiyoshi
Pada awal abad ke-21 diperkirakan telah tercatat sebanyak 71 juta orang di seluruh dunia memiliki infeksi HCV kronis.
Sekira 80 persen dari mereka yang terinfeksi tersebut ternyata terpapar hepatitis C tanpa gejala.
Mereka yang menunjukkan gejala mungkin mengalami penyakit seperti flu, kelelahan, mual, muntah, dan terkadang penyakit kuning.
Sementara, sekira 60 hingga 80 persen masyarakat terpapar infeksi HVC kronis tersebut berkembang menjadi penyakit hati kronis, seperti sirosis atau kanker hati.
Baca Juga: Kumpulan Quotes Hari Waisak 2022 dalam Bahasa Inggris yang Bisa Dijadikan Status di Platform Media Sosial
Pecandu alkohol yang terinfeksi hepatitis C juga lebih rentan untuk terkena sirosis dalam tubuhnya.
Pengobatan untuk hepatitis C melibatkan kombinasi obat antivirus yaitu alphainterferon dan ribavirin.
Namun, hanya sekira setengah dari mereka yang terpapar mengaku menerima respons dari obat ini.
Antivirus lain seperti boceprevir dan telaprevir juga dapat digunakan bersama dengan interferon dan ribavirin.
Baca Juga: Siap-Siap Sebagian Tol Cipularang Mulai Tak Bisa Dilintasi 16 Mei 2022, Jasa Marga Sampaikan Alasannya
Obat tersebut digunakan pasien yang terinfeksi dengan bentuk hepatitis C yang dikenal sebagai hepatitis C genotipe 1.
Sayangnya, pasien yang menggunakan obat kombinasi interferon dan ribavirin belum cukup untuk membantu penyembuhan.
Mereka yang terinfeksi hepatitis C dapat dicegah dengan menghindari produk darah yang tidak aman, berbagi jarum suntik, atau hubungan seks tanpa kondom.
Mereka juga perlu berhati-hati saat mencari tato atau tindik pada tubuh, dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Britannica, pada Kamis, 28 April 2022.***