Sebut Ilhan Omar sebagai Muslim Teroris, Anggota DPR AS Ini Ogah Minta Maaf

30 November 2021, 11:12 WIB
Anggota DPR AS asal Partai Republik, Lisa Boebert menolak meminta maaf setelah melakukan penghinaan terhadap anggota DPR AS Muslim dari Partai Demokrat, Ilhan Omar dengan menyebutnya sebagai teroris. /Kolase foto REUTERS

PR BEKASI – Seorang anggota DPR Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Lauren Boebert dikabarkan menolak menyampaikan permintaan maaf setelah dirinya menghina seorang anggota DPR AS Muslim dengan sebutan teroris.

Diketahui, anggota DPR AS yang mendapatkan serangan Islamofobia tersebut adalah Ilhan Omar dari Partai Demokrat.

Dalam sebuah video yang diunggah ke Twitter minggu lalu, Lauren Boebert menyebut Ilhan Omar sebagai anggota "Pasukan Jihad Teroris"

Baca Juga: Hari AIDS Sedunia, Kenapa Pita Merah Jadi Lambang HIV AIDS?

Dirinya juga mengklaim bahwa seorang perwira Polisi Capitol mengira Ilhan Omar adalah seorang teroris dalam sebuah pertemuan di lift di Capitol Hill.

Pernyataan Lauren Boebert tersebut mendapatkan kecaman baik dari anggota DPR AS dari Partai Demokrat maupun Partai Republik sendiri.

Pada Sabtu, 27 November 2021 lalu, dirinya kemudian menuliskan permintaan maaf di Twitter pribadinya terhadap umat Muslim yang dirugikan atas perbuatannya tersebut dan telah menghubungi Ilhan Omar.

Baca Juga: Bintang Manchester United Edinson Cavani Bakal Pindah ke Barcelona pada Januari 2022

Namun, panggilan itu tidak berjalan dengan baik setelah Ilhan Omar memilih menutup telepon pada Lauren Boebert setelah dirinya menolak untuk membuat permintaan maaf publik kepadanya.

“Saya percaya untuk terlibat dengan orang-orang yang tidak kami setuju dengan hormat, tetapi tidak ketika ketidaksepakatan itu berakar pada kefanatikan dan kebencian," kata Ilhan Omar, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari ABC News, Selasa, 30 November 2021.

Berdasarkan rekaman telepon yang beredar di Instagram, Lauren Boebert menolak untuk membuat permintaan maaf publik secara langsung kepada Ilhan Omar dan sebaliknya menuntut dirinya meminta maaf atas retorika "Anti-AS".

Baca Juga: Hari AIDS Sedunia, 5 Selebriti Terkenal Ini Meninggal karena HIV AIDS

"Menolak permintaan maaf dan menutup telepon adalah bagian dari budaya pembatalan 101, dan pilar Partai Demokrat. Jangan salah, saya akan terus mengutamakan AS, tidak pernah bersimpati dengan teroris," kata Lauren Boebert.

"Sayangnya, Ilhan Omar tidak bisa mengatakan hal yang sama, dan negara kita lebih buruk karenanya," tambahnya.

Partai Demokrat telah mengeluarkan pernyataan bersama yang langka minggu lalu dengan meminta Pemimpin Minoritas DPR AS, Kevin McCarthy dan anggota Partai Republik lainnya untuk meminta pertanggungjawaban Partai Republik atas retorika Islamofobia.

Baca Juga: Marissya Icha Beri Pesan untuk Doddy Sudrajat: Jangan Sampai Gala Menangis Seperti Vanessa Angel yang Dulu

“Kami menuntut Partai Republik untuk bertanggung jawab atas praktek Islamofobia terhadap umat Muslim yang terus berulang,” katanya.

Tetapi, Partai Republik tidak mengatakan apapun secara terbuka tentang pertukaran tersebut.

Baca Juga: Viral Aksi Freestyle Motor di Sirkuit Mandalika, Netizen Geram: Kok Bisa Masuk?

Ilhan Omar sendiri mengaku sudah rutin menjadi sasaran Islamofobia dan mendapatkan ancaman pembunuhan semenjak dirinya menjadi Muslim pertama di DPR AS.

“Menormalkan kefanatikan ini tidak hanya membahayakan hidup saya tetapi juga kehidupan semua Muslim,” katanya,***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ABC News

Tags

Terkini

Terpopuler