AS dan Taliban Berencana Damai dengan Syarat

22 Februari 2020, 18:56 WIB
SEBANYAK 5.000 prajurit militer Amerika Serikat telah mangkal di Irak.* /REUTERS/

PIKIRAN RAKYAT - Ketegangan di tanah Afganistan akibat perang yang dilakoni Amerika Serikat (AS) dan Taliban sejak tahun 2001 masih terjai hingga saat ini.

Meski telah beberapa kali mengadakan negosiasi perdamaian, kedua pihak masih tidak bersepakat mengenai syarat-syarat damai yang diinginkan.

Kini, titik terang perdamaian AS dan Taliban mulai muncul sejak kedua belah pihak setuju untuk berdamai dengan satu syarat.

Baca Juga: Mengenal Depresi hingga Skizofernia, Simak 5 Film tentang Kesehatan Mental

Dikutip dari The Washington Post oleh pikiranrakyat-bekasi.com, AS akan menandatangani perjanjian perdamaian pada tanggal 29 Februari 2020 jika semua pihak menghentikan tindak kekerasan di Afganistan sampai seminggu ke depan.

Keterangan itu disampaikan oleh Mike Pompeo, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat.

Di hari yang sama, Taliban juga membuat pernyataan bahwa mereka setuju untuk menandatangani perjanjian tersebut.

Baca Juga: “The Batman” Tonjolkan Aspek Detektifnya, Mungkinkah Bertemu Joker?

“Negosiator AS di Doha telah bersetuju dengan Taliban tentang pengurangan tindak kekerasan yang menyeluruh di Afganistan, setelah terjadi pemahaman bersama, penandatanganan perjanjian perdamaian AS-Taliban diharapkan akan dapat dilaksanakan," ujar Pompeo pada hari Jumat, 21 Februari 2020.

"Kami bersiap-siap untuk penandatanganan pada tanggal 29 Februari,” terangnya.

“Kedua pihak kini akan memperkuat keamanan untuk menyongsong penandatanganan perjanjian perdamaian, mempersiapkan pelepasan tahanan, dan mempersiapkan negosiasi intra-Afganistan,” ujar pihak Taliban di waktu yang sama.

Baca Juga: Sementara Virus Corona di Tiongkok Mulai Berkurang, Kasus Wabah Negara Lain Semakin Meningkat

Pengurangan kekerasan selama seminggu itu mengharuskan Taliban, Amerika Serikat, dan Afganistan menghentikan seluruh operasi militer terhadap satu sama lain di seluruh tanah Afganistan.

Meski begitu, periode seminggu ini tidak disebut sebagai gencatan senjata.

Amerika Serikat juga akan tetap melakukan operasi kontraterorisme terhadap ISIS dan Al-Qaeda di Afganistan.

Baca Juga: Penusukan Muazin di Masjid London, Bukan Bagian dari Aksi Teror

Perjanjian perdamaian yang diusulkan saat ini serupa dengan draf perjanjian perdamaian yang diusulkan pada bulan September.

Draf itu menyatakan bahwa Amerika Serikat akan menarik ribuan pasukannya dari Afganistan dan Taliban harus berjanji untuk melakukan negosiasi dengan pemerintah Afganistan dan berjanji untuk tidak menampung kelompok teroris yang ingin menyerang dunia Barat.

Draf perjanjian bulan September itu juga menjelaskan bahwa Amerika Serikat akan menempatkan sebagian kecil dari pasukannya untuk operasi kontraterorisme di Afganistan.

Baca Juga: Seorang WNI Ditahan di Penjara Malaysia Usai Sebarkan Berita Bohong tentang Virus Corona

Sementara itu, Taliban mengklaim hal yang berbeda terkait penarikan pasukan dalam perjanjian terbaru.

“Perjanjian terbaru akan menarik seluruh kekuatan militer asing... sehingga masyarakat kami dapat hidup damai dan sejahtera di bawah payung hukum Islami,” tutur pihak Taliban.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: The Washington Post

Tags

Terkini

Terpopuler