Insiden Para Pahlawan Penanganan Virus Corona yang Diserang di India

28 Maret 2020, 20:18 WIB
MUHAMMAD Zubair, korban pemukulan dalam wabah kekerasan di New Delhi, India.* /BAAZ.COM/

PIKIRAN RAKYAT - Dokter, perawat, sopir pengiriman dan pekerja garis depan lainnya dianggap sebagai "pahlawan" penanganan virus corona di India, namun mereka telah diserang dan dalam beberapa kasus diusir dari rumah mereka oleh penduduk yang panik.

Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari Asia Times Sabtu, 28 Maret 2020 sejumlah raksasa e-commerce bahkan menghentikan sebagian pengiriman karena pelecehan stafnya, sementara itu, Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan pelecehan terhadap pekerja rumah sakit telah menjadi "masalah besar".

Laporan serangan dan pelecehan telah datang dari seluruh India, semakin meningkat dengan diberlakukannys 21 hari penutupan secara nasional.

Baca Juga: India Rilis Gambar Mikroskop Elektron Pertama yang Diduga Virus Corona

Setidaknya dalam 1 kasus, polisi dituduh memukuli seorang sopir pengiriman yang membawa obat-obatan.

Sanjibani Panigrahi, seorang dokter di kota bagian barat Surat menggambarkan bagaimana dirinya disapa ketika kembali ke rumah setelah seharian di rumah sakit yang merawat pasien virus corona.

Dia mengatakan tetangganya memblokir pintu masuk gedung apartemennya dan mengancam jika dia terus bekerja.

Baca Juga: Ilmuwan Berhasil Temukan Planet yang Dianggap Terdapat Hujan Besi

“Mereka adalah orang yang sama, yang dengan senang hati untuk berinteraksi dengan saya (di masa lalu). Setiap kali mereka menghadapi masalah, saya telah membantu mereka," kata pria 36 tahun itu.

“Ada rasa takut diantara orang-orang. Saya mengerti. Tapi sepertinya saya tiba-tiba menjadi terisolasi," ungkapnya.

Pekan ini, para dokter di Institut Ilmu Kedokteran All India meminta bantuan otorits setempat setelah petugas kesehatan diusir dari rumah mereka oleh tuan tanah dan masyarakat perumahan yang panik.

Baca Juga: MUI Serukan Umat Islam Baca Doa Qunut Naziat 5 Kali Sehari untuk Menangkal Malapetaka Virus Corona

"Banyak dokter terdampar di jalan dengan semua barang bawaannya, tidak ke mana-mana, di seluruh negeri," kata surat yang kirim oleh para dokter itu.

Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi meminta orang India untuk berhenti memperlakukan pekerja medis sebagai paria (kasta rendah dalam ajaran Hindu), menggambarkan mereka yang melawan virus sebagai "Utusan Tuhan".

"Hari ini mereka adalah orang-orang yang menyelamatkan kita dari kematian, menempatkan hidup mereka dalam bahaya," ujar PM India itu.

Baca Juga: Gorila yang Terancam Punah Berisiko Terkena Virus Corona

Petugas kesehatan bukan satu-satunya yang menghadapi beban terbesar dari populasi penduduk yang ketakutan di lingkungan dimana informasi dan desas-desus berkembang pesat.

Staf maskapai dan bandara, yang masih dipanggil untuk evakuasi orang-orang India yang terjebak di luar negeri dan manajemen pengiriman kargo utama pun juga telah diancam.

Maskapai Indigo dan Air India mengutuk ancaman yang dibuat terhadap staf mereka.

Baca Juga: Warga Komplek di Bekasi Terapkan Protokol pada Setiap Pendatang, Harus Lewati Bilik Disinfektan

Seorang pramugari Air India mengatakan bahwa tetangganya mengancam akan mengusirnya dari apartemennya saat dia menuju ke Amerika Serikat, dengan mengatakan dia akan "menginfeksi semua orang".

"Aku tidak bisa tidur malam itu," tuturnya khawatir mengungkapkan namanya karena takut akan stigmatisasi lebih lanjut.

"Aku takut bahkan jika aku pulang, seseorang akan mendobrak pintu atau memanggil orang untuk mengusirku?," tambahnya.

Baca Juga: Aksi 'Baby Shark' Polisi Sebagai Ungkapan Terima Kasih Kepada Warga yang Lakukan Social Distancing

Menurut seorang pramugari dengan seorang rekannya-yang menolak berbicara dengan AFP dipaksa keluar dari rumahnya dan sekarang tinggal bersama orang tuanya.

"Dengan semua berita dan WhatsApp palsu ke depan, mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi, jadi ada paranoia yang membuat mereka bersikap seperti ini," jelasnya.

T. Praveen Keerthi Sekretaris Jenderal Asosiasi Pilot Komersial India (IPCA) mengatakan bahwa mereka telah menerima lebih dari 50 keluhan dari awak pesawat.

Baca Juga: Korea Selatan Prioritaskan Ekspor Tes Kit Virus Corona untuk Indonesia, AS, dan UEA

"Staf maskapai dihentikan untuk datang ke tempat tinggal mereka sendiri oleh penjaga keamanan," terangnya.

"Kami juga memiliki keluarga dan anak-anak yang kami tinggalkan di rumah demi bisa membantu sesama warga negara. Yang paling tidak kami harapkan adalah agar rekan-rekan kami tidak dilecehkan dan dikucilkan," pungkasnya.

Pekerja bandara yang terlibat dalam memindahkan pasokan penting juga menghadapi serangan seperti pekerja pengiriman yang membawa obat-obatan dan bahan makanan.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Asia Times

Tags

Terkini

Terpopuler