APD di Jepang Mulai Langka, Warga Diminta Sumbangkan Jas Hujan

16 April 2020, 07:51 WIB
ILUSTRASI jas hujan. //pexels/Guilherme Rossi

PIKIRA RAKYAT - Pemerintah Kota Osaka di Jepang telah menerbitkan surat permintaan mendesak yang memohon agar warga mau menyumbangkan jas hujan plastiknya.

Imbauan tersebut dilakukan karena stok alat pelindung diri (APD) mulai langka untuk para tenaga medis di rumah sakit.

Pasalnya, sejumlah dokter dan tenaga kesehatan yang merawat pasien COVID-19 mulai mengenakan kantong sampah sebagai alat pelindung diri.

Jumlah pasien di Jepang terus bertambah hingga mencapai 8.200 jiwa dan 166 korban tewas.

Baca Juga: Jadwal Program TV Belajar dari Rumah TVRI Kamis, 16 April 2020 

Pada Minggu lalu, otoritas Jepang menetapkan status darurat di Tokyo dan enam wilayah lain, termasuk Osaka.

Dinukil dari Antara oleh Pikiranrakyat-bekasi.com, laman resmi Pemerintah Kota Osaka mengumumkan pihaknya menerima sumbangan jas hujan warna dan jenis apa pun, asalkan alat itu dapat digunakan untuk orang dewasa.

Pemkot Osaka juga menerima sumbangan ponco maupun jas hujan berbentuk jubah.

Langkah itu dilakukan karena pemerintah kota berupaya meningkatkan persediaan alat pelindung diri bagi tenaga kesehatan.

Baca Juga: Setelah Donald Trump, Kini Taiwan Ikut Menuding WHO Bersekongkol dengan Tiongkok 

Wali kota Osaka, Ichiro Matsui, di hadapan rakyatnya pada Selasa, 14 Maret 2020 mengatakan sejumlah fasilitas kesehatan menghadapi kelangkaan seluruh jenis alat pelindung diri.

"Beberapa orang bahkan mengenakan kantong sampah," kata dia.

"Kami meminta ke siapa pun yang memiliki jas hujan tidak terpakai di rumah, atau yang memiliki stok lebih, agar menghubungi kami," kata Matsui.

Tenaga medis di Jepang dalam beberapa minggu terakhir telah mengngatkan sistem kesehatan dapat kewalahan usai menghadapi lonjakan pasien COVID-19.

Sejumlah perawat mengatakan mereka tidak yakin rumah sakit memiliki persediaan cukup untuk alat pelindung diri seperti masker N95 dan jubah operasi.

Baca Juga: Sinopsis The Veteran, Tentara Inggris Akan Ungkap Gembong Teroris yang Tayang Malam ini 

Beberapa perawat di Tokyo mengaku mereka diminta untuk menggunakan kembali masker yang telah dipakai.

Menteri Kesehatan Katsunobu Kato telah menemui sejumlah pengusaha pada minggu lalu. Ia mendesak mereka untuk meningkatkan produksi masker dan kebutuhan medis lainnya.

Di tengah kelangkaan itu, pengguna media sosial mengatakan mereka mulai menerima masker kain yang dibuat dari pakaian bekas.

Perdana Menteri Shinzo Abe pada dua pekan lalu berjanji akan mengirim masker kain ke tiap rumah di Jepang.

Baca Juga: Daniele Rugani dan Blaise Matuidi Berhasil Sembuh dari Virus Corona 

Namun rencana itu dikritik banyak pengguna media sosial. Dengan tagar ‘Dua Masker’, merujuk pada jumlah masker yang diberikan ke tiap rumah terlepas dari jumlah anggota keluarga, banyak pengguna Twitter mengatakan masker itu terlalu kecil untuk orang dewasa.

Sejumlah pengguna media sosial mengkritik langkah itu merupakan pemborosan uang pajak mengingat anggaran itu dapat digunakan untuk subsidi sebagai bantuan yang dibutuhkan warga.

Abe menerima tekanan untuk berbuat lebih banyak antara lain membebaskan tagihan seluruh warga sebagaimana yang telah dilakukan negara lain.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler