Anggota TNI Tewas dalam Serangan di Kongo, DK PBB Desak Pelaku Segera Diseret ke Meja Hijau

24 Juni 2020, 16:13 WIB
PASUKAN yang tergabung dalam misi Monusco di Kongo.* /RFI/

PR BEKASI – Salah satu anggota pasukan pemelihara perdamaian Indonesia yang tergabung dalam Misi Manusco di Republik Demokratik Kongo dilaporkan meninggal dunia pada Senin, 22 Juni 2020 malam.

Diketahui anggota pasukan perdamaian tersebut bernama Sersan Mayor (Serma) Rama Wahyudi.

“Penghargaan setinggi-tingginya kepada Alm. Serma Rama Wahyudi atas pengabdiannya dalam menjaga perdamaian dunia. Semoga keluarga yang ditinggalkan selalu diberikan ketabahan,” tutur Menteri Retno Marsudi dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari Kementerian Luar Negeri.

Baca Juga: Kutuk Aksi Militer Tiongkok, PM Taiwan Beri Sindiran: Urus Saja Gelombang Kedua Virus Corona 

Berdasarkan laporan yang diterima Kementerian Luar Negeri dari Monusco, terdapat dua personel asal Indonesia yang menjadi korban dalam insiden pertempuran bersenjata di wilayah bagian timur Kongo tersebut.

Serma Rama Wahyudi meninggal dunia dan satu personel bernama Prt M Syafii Makbul terluka, kini sedang menjalani perawatan intensif.

“DK PBB telah mengutuk keras serangan kepada Monusco dan meminta otoritas Kongo untuk melakukan investigasi dan membawa pelakunya ke meja pengadilan,” tutur Retno Marsudi.

Dilansir dari AFP, insiden tersebut bermula saat pasukan perdamaian sedang melakukan patroli kemudian secara mendadak diserang oleh kelompok bersenjata yang lokasinya berjarak sekitar 20 kilometer dari Kota Beni, Provinsi Kivu Utara.

Baca Juga: Kembali Serang Pendahulunya, Donald Trump Sebut Barack Obama Pengkhianat AS 

Komandan Monusco Leila Zerrougui menyatakan serangan tersebut dilakukan oleh anggota Pasukan Aliansi Demokratis (ADF), sekelompok pasukan bersenjata yang sering melancarkan aksi kekerasan di bagian timur Kongo.

Mayoritas anggota yang tergabung dalam ADF merupakan muslim asal Uganda yang sejak lama menjadi penentang berbagai kebijakan pemerintah yang berada di bawah pimpinan Presiden Uganda Yoweri Museveni.

Terhitung sejak tahun 1995, ADF berpindah lokasi yakni ke Kongo dan menjadikannya sebagai markas pasukan mereka.

Menurut data yang dihimpun PBB, sejak akhir Oktober, ADF telah membunuh lebih dari 500 orang yang kabarnya dipicu oleh ketegasan tentara Kongo yang memperketat wilayah mereka.

Baca Juga: Berunding 11 Jam, Militer India dan Tiongkok Sepakat Tarik Pasukan dari Wilayah Himalaya 

Pada tahun 2017 lalu, ADF telah membunuh 15 orang tentara PBB di wilayah yang tak jauh dari perbatasan Uganda. Satu tahun kemudian ADF kembali beraksi dengan membunuh tujuh orang lainnya.

Sementara itu Monusco adalah misi pemeliharaan perdamaian PBB di Kongo yang sekaligus menjadi misi terbesar PBB ke-2 di dunia. Hingga saat ini sebanyak 1.047 TNI ditugaskan dalam misi tersebut.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: KEMENLU

Tags

Terkini

Terpopuler