Catat! Ini Janji-janji Joe Biden untuk Umat Islam, Jika Terpilih Jadi Presiden AS

20 Oktober 2020, 12:49 WIB
Calon Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. /Instagram/@joebiden

PR BEKASI - Calon Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Joe Biden berjanji akan mencabut 'Larangan Muslim' yang diberlakukan oleh Donald Trump, jika dia terpilih sebagai Presiden AS.

Selain itu, Joe Biden juga berjanji untuk melibatkan Muslim Amerika dalam setiap aspek sosial dan politik dalam pemerintahannya kelak.

Dalam pesan video kepada Muslim Advocates, sebuah organisasi hak-hak sipil, Joe Biden juga berjanji akan mendorong anggota parlemen membuat undang-undang untuk memerangi lonjakan kejahatan rasial di AS.

Baca Juga: Demonstrasi Kembali Digelar di Istana Merdeka, TNI-Polri Amankan Pasar Glodok dari Potensi Kerusuhan

"Sebagai Presiden, saya akan bekerja dengan Anda untuk menghilangkan racun kebencian dari masyarakat kita untuk menghormati kontribusi Anda dan mencari ide-ide Anda. Pemerintahan saya akan terlihat seperti Amerika, dengan Muslim Amerika melayani di setiap tingkatan," kata Joe Biden, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Deccan Herald, Selasa, 20 Oktober 2020.

"Pada hari pertama, saya akan mengakhiri larangan Muslim inkonstitusional Trump. Saya akan mendorong Kongres untuk mengesahkan undang-undang kejahatan dan kebencian. Saya akan menerapkan strategi nasional yang telah saya susun sejak Maret untuk menanggulangi Covid-19," lanjut Joe Biden.

"Saya akan mengakhiri ketidaksetaraan yang mematikan dalam perawatan kesehatan, pendidikan, dan kesempatan yang telah diperbesar oleh krisis ini. Dan bersama-sama, kita akan membangun kembali sistem peradilan pidana yang berfokus pada penebusan, bukan retribusi," kata Joe Biden menambahkan.

Baca Juga: Tanggapi Tuduhan Covid-19 Buatan Tiongkok, dr. Tirta: Itu Dampak Konflik Politik Donald Trump vs WHO

Seperti yang diketahui, sejak masa pemerintahan petahana Presiden AS, Donald Trump telah melakukan larangan perjalanan yang kontoversial, yakni melarang Muslim memasuki AS.

Oleh para kritikus, kebijakan tersebut dinamakan "Larangan Muslim". Larangan tersebut meliputi beberapa negara mayoritas Muslim, termasuk Iran dan Suriah.

Pada Februari lalu, larangan perjalanan tersebut semakin diperluas hingga mencakup enam negara tambahan, termasuk Nigeria.

Melihat bahwa suara Muslim Amerika penting bagi komunitas dan negara, Joe Biden mengklaim bahwa komunitas tersebut tidak selalu mendapatkan rasa hormat atau representasi yang layak mereka dapatkan selama berada di bawah kepemimpinan Donald Trump.

Baca Juga: Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2021, Jokowi Imbau Jajarannya Lakukan Persiapan Termasuk Prokes

"Ini bukanlah siapa kita. Abraham Lincoln memberi tahu kami di Gettysburg, sebuah rumah yang terbagi tidak dapat berdiri. Hari ini, kepercayaan sedang surut. Harapan tampaknya sulit dipahami. Alih-alih menyembuhkan, kita sedang terkoyak. Dan saya menolak untuk membiarkan itu terjadi. Kami memiliki dua masa depan yang lebih cerah untuk pemerintahan AS kelak," kata Joe Biden.

Joe Biden juga mengatakan bahwa dia akan merangkul semua harapan masyarakat dan berusaha memberikan yang terbaik untuk warga Amerika Serikat kelak.

"Saya katakan dari awal, saya menjalankan negara Amerika Serikat untuk merangkul harapan, bukan ketakutan. Merangkul terang, bukan kegelapan. Merangkul masa depan, bukan masa lalu. Dan saya akan memberikan yang terbaik untuk kita semua. Maksud saya, Anda semua lebih tahu daripada siapa pun bahwa kita memiliki kekuatan untuk mengubah arah, mengorganisir, mengadvokasi, dan memilih," kata Joe Biden.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Deccan Herald

Tags

Terkini

Terpopuler