Warisi Biden Negara yang Sakit, Pengamat: Trump Bisa Habiskan 90 Hari Terakhirnya Hancurkan Amerika

9 November 2020, 15:39 WIB
Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. /Reuters/

PR BEKASI - Pengamat politik Amerika Serikat (AS), Malcolm Nance, memprediksi Donald Trump bisa saja menghabiskan 90 hari terakhirnya sebagai Presiden AS untuk menghancurkan negara tersebut.

Seperti yang diketahui, Joe Biden telah terpilih sebagai pemenang dari Pilpres AS 2020 pada Sabtu, 7 November 2020 lalu, setelah melalui berbagai proses kampanye dan penghitungan suara.

Namun, Trump hingga saat ini terlihat masih menolak untuk menerima kekalahan tersebut. Sebaliknya, dia terus maju dengan berbagai jalan hukum untuk menentang hasil Pilpres tersebut.

Baca Juga: Amien Rais Siap Gabung Masyumi, Refly Harun Jelaskan Alasan Soekarno Bubarkan Masyumi pada 1960

Malcolm Nance menguraikan beberapa tanda-tanda bahwa Trump mungkin menolak pemindahan kekuasaan secara damai pada Januari 2021 mendatang.

Dengan AS yang telah keluar dari perjanjian iklim Paris (UNFCCC) sehari setelah pemungutan suara ditutup, Trump tampaknya bertekad untuk terus meninggalkan jejak kotornya sebelum pergantian presiden mendatang.

Pandemi Covid-19 di Amerika saat ini saja telah menewaskan lebih dari 237.000 orang dan kasus yang telah melonjak beberapa hari terakhir. Namun, seolah tak acuh, Trump secara sadar menyepelekan virus tersebut.

Baca Juga: Tambah Wawasan Politik, Simak 7 Fakta Kamala Harris Wapres AS Terpilih yang Dampingi Joe Biden

Sekitar 10 juta orang pekerja di Amerika juga dipecat karena lockdown, Biden pun pada akhirnya akan diwarisi sebuah negara yang sedang sakit.

Trump juga telah memberi tanda akan memecat pakar penyakit menularnya Dr Anthony Fauci, seorang ahli Gedung Putih yang memang tidak setuju dengan cara Trump memimpin negeri ini.

"Jika Trump kehilangan kekuasaan, dia akan menghabiskan 90 hari terakhirnya menghancurkan Amerika Serikat seperti anak kecil dengan palu godam," katanya.

Baca Juga: Bangkitkan Nasionalisme, Simak 15 Quotes Terbaik untuk Peringati Hari Pahlawan Nasional 10 November

Bahkan mantan kepala perwira senior Angkatan Laut AS mengatakan bahwa mereka cenderung akan melihat peperangan politik terbesar dalam sejarah pada detik-detik terakhir pemerintahan Trump.

"Siapa yang tahu apa yang akan dilakukannya jika seorang presiden AS sedang terpojok?," ucap Nance.

Nance percaya meningkatnya tekanan hukum dan keuangan yang dihadapi Trump akan memotivasi dia untuk melakukan hal-hal di luar batas sebelum kekuasaannya resmi diambil oleh Biden.

Baca Juga: Minta Ibu-ibu Pasar Cek Video Syur, Hotman Paris: Takut Pakar Telematika Tak Bisa Konsentrasi

"Dia berharap mahkamah agung dapat melindungi dia, dan sekarang dia yakin dia memiliki dan mengendalikan semua sistem di Amerika," katanya.

Keluarnya Amerika dari perjanjian iklim Paris juga membuat pengamat khawatir terkait peraturan lingkungan dan industri, yang dapat memicu potensi kerusuhan sipil di Amerika.

Dengan banyak pendukung Trump yang menolak menerima Biden sebagai presiden, Nace khawatir akan adanya pemberontakan dan potensi-potensi militansi bersenjata, supremasi kulit putih, dan lainnya.

Baca Juga: Kesal Adiknya Dikaitkan dengan Video Syur, Kakak Jessica Iskandar Singgung Dampak Black Campaign

Potensi perselisihan hukum sedang bergerak cepat di cakrawala, dan Nance yakin Trump akan melakukan apa pun untuk melindungi dirinya dan mereknya.

Sejauh ini banyak pengamat yang setuju, termasuk ketua Yayasan Hak Asasi Manusia Garry Kasparov yang percaya Trump akan menghabiskan beberapa minggu mendatang untuk mengakali sisa masa jabatannya.

Pengamat lain juga menyatakan ketakutan mereka jika Trump kehilangan kursi panas Gedung Putih, karena itu dapat memicu banyak tindakan tidak rasional di akhir masa jabatannya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Mirror

Tags

Terkini

Terpopuler