Diguncang Gempa Fukushima 7.1 Magnitudo, Rumah Rusak di Jepang Minim Karena Rahasia Nenek Moyang

- 15 Februari 2021, 08:34 WIB
Gerbang sebuah rumah terlihat runtuh di jalan di Koori, Prefektur Fukushima, Minggu 14 Februari 2021.
Gerbang sebuah rumah terlihat runtuh di jalan di Koori, Prefektur Fukushima, Minggu 14 Februari 2021. /ANTARA/Kyodo via REUTERS

PR BEKASI – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia mengambil pelajaran berharga bahwa terkait gempa besar dengan magnitudo 7,1 di Fukushima, Jepang hanya menimbulkan kerusakan bangunan yang ringan.
 
Efek gempa yang dihasilkan terhitung ringan karena  bangunan di Jepang sekarang telah dirancang sesuai aturan untuk tahan gempa.
 
“Cukup menakjubkan, dampak gempa magnitude 7,1 ini hanya menimbulkan kerusakan ringan,” ujar Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono.

Baca Juga: Pilu Keluarga Uya Kuya, Istri dan Anak Kedua Positif Covid-19: Nangis Mikirin Cinta, Sampe Gue Takut Meninggal

Baca Juga: Antara Hidup dan Mati, Uya Kuya Saat Positif Covid-19: Obatnya Masuk ke Dalam Darah, Perih Kaya Disayat-sayat

Baca Juga: Sebut Eks ISIS Pengkhianat Bangsa, Ferdinand Hutahaean: Tak Usah Diterima, Biarkan Mati dengan Pujaannya

“Karena seluruh bangunan di Jepang saat ini sudah didesain sesuai dengan aturan bangunan tahan gempa yang diberlakukan oleh pemerintah,” sambungnya.
 
Selain menimbulkan kerusakan ringan dan listrik padam, gempa tersebut juga memicu longsoran dan mengakibatkan 100 orang menderita luka-luka.
 
“Patut disyukuri, tidak ada korban meninggal dalam peristiwa gempa besar ini,” kata Daryono, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs Antara, Minggu, 14 Februari 2021.
 
Gempa kali ini mendapat julukan “gempa ulang tahun ke-10” peristiwa gempa dengan magnitudo 9,0 di wilayah Fukushima.

Baca Juga: Ustaz Yahya Waloni Sengaja Tabrak Anjing Hingga Pincang, Budiman Sudjatmiko: Sebagai Muslim, Saya Malu

Gempa besar yang terjadi 11 Maret 2011 silam tersebut memicu tsunami dahsyat dan menelan korban jiwa lebih dari 18.000 orang.
 
Meskipun berpusat di laut, gempa 7,1 kali ini tidak berpotensi tsunami karena kedalaman hiposenternya mendekati intermediate (menengah), yakni sekitar 54 kilometer.
 
Magnitudo gempa yang cukup besar dengan hiposenternya yang relatif “dalam” menyebabkan spektrum guncangan kuat yang ditimbulkan melanda wilayah yang luas mencapai Kota Tokyo.
 
Gempa tersebut masih merupakan rangkaian gempa susulan (aftershocks) dari gempa utama 11 Maret 2011 lalu yang memicu tsunami dahsyat.

Baca Juga: Minta Orang Tuanya Setop Jualan Bakso, Ayya Renita ‘Miss Kiki’: Sekarang Giliran Aku Cari Nafkah

“Gempa ini ibarat menuntaskan urusan yang belum selesai secara keseluruhan saat peristiwa gempa besar pada tahun 2011,” tutur Daryono.
 
Setelah terjadi deformasi yang hebat di zona megathrust pada 11 Maret 2011, tampaknya pada bagian slab lempeng yang menghujam lebih dalam, masih menyimpan medan tegangan yang terakumulasi dan belum terlepas.
 
Sehingga baru dilepaskan dalam bentuk gempa besar dengan magnitudo 7,1 tersebut.
 
Gempa susulan tidak dapat dibatasi secara sempit dalam waktu yang relatif singkat pascagempa kuat.
 
Tetapi proses membangun kesetimbangan medan tegangan di zona gempa dapat memakan waktu yang cukup lama.

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x