2.396 Orang Positif dalam Sebulan, Timor Leste Alami Peningkatan Kasus Covid-19 Signifikan

- 11 Juni 2021, 17:12 WIB
Timor Leste dilaporkan mengalami peningkatan kasus Covid-19, dalam sebulan ada 2.936 orang positif. Pembatasan sosial diperketat.
Timor Leste dilaporkan mengalami peningkatan kasus Covid-19, dalam sebulan ada 2.936 orang positif. Pembatasan sosial diperketat. /Al Jazeera


PR BEKASI – Timor Leste telah mengalami peningkatan yang signifikan dalam penyebaran kasus virus Covid-19 harian.

Hal tersebut terjadi setelah negara termiskin di Asia Tenggara itu bulan lalu mencatat rata-rata tujuh hari ada 100 hingga 200 kasus Covid-19 selama sebulan terakhir.

Angka tersebut merupakan yang tertinggi di negara bekas provinsi Indonesia tersebut selama pandemi Covid-19.

Timor Leste mencatat sebanyak 7.310 kasus penyebaran Covid-19 sejak awal pandemi, tetapi 2.396 orang di antaranya terjadi antara 19 Mei 2021 hingga 1 Juni 2021.

Baca Juga: Oknum Polisi Diduga Kongkalikong Loloskan Dokumen Ekspor Motor Bodong ke Timor Leste

“Tingkat penyebaran infeksi yang sebenarnya hampir pasti jauh lebih tinggi daripada angka-angka ini,” kata otoritas kesehatan Timor Leste, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari WSWS pada Jumat, 11 Juni 2021.

Hal tersebut dikarenakan pelacakan terhadap kontak pasien Covid-19 hampir tidak ada di seluruh negeri.

Tak hanya itu, Timor Leste juga masih kesulitan mengadakan tes Covid-19, terutama di luar ibu kota Dili.

Sementara itu, di Dili sendiri tes Covid-19 hanya dilakukan oleh 17 persen dari populasi kota tersebut yang menunjukkan penularan Covid-19 yang tidak terdeteksi secara luas.

Baca Juga: [Hoaks atau Fakta] Mantan Presiden Timor Leste Dikabarkan Bantu Korban Bencana di NTT, Ini Faktanya

Pembatasan penguncian, yang awalnya memengaruhi ibu kota Dili, diberlakukan pada awal Maret 2021 dan tetap berlaku hingga sekarang.

Namun, mereka telah dirusak oleh serangkaian keputusan pemerintah yang bertujuan untuk memperkuat posisi politiknya dan mempromosikan aktivitas bisnis.

Presiden Timor Leste, Francisco Guterres dan Perdana Menteri, Taur Matan Ruak telah memberlakukan serangkaian pembatasan pergerakan kegiatan sosial dan rekreasi.

Tetapi ada sejumlah pengecualian berbahaya, terutama dengan mengizinkan Gereja Katolik untuk terus mengadakan upacara di dalam ruangan.

Baca Juga: Beredar Foto Presiden Timor Leste di Lokasi Bencana, Fadli Zon: Kalau Ini Bukan Pencitraan

Ini telah dipertahankan secara tidak masuk akal dengan alasan bahwa Gereja dapat membantu mensosialisasikan penduduk tentang ancaman virus Covid-19.

Dengan kata lain, orang-orang berkerumun dalam jumlah besar di tempat-tempat tertutup, konon diinformasikan bahwa hal yang paling berbahaya dilakukan di tengah pandemi adalah berkerumun dalam jumlah besar di tempat-tempat tertutup.

Keputusan pemerintah lainnya juga mengancam penyebaran Covid-19 lebih meluas lagi di negara tersebut.

Beberapa makanan telah didistribusikan untuk mengurangi ancaman kelaparan massal yang disebabkan oleh memburuknya krisis ekonomi.

Baca Juga: Ungkap Rasa Syukur, Krisdayanti Beberkan Kondisi Raul Lemos di Tengah Bencana yang Melanda Timor Leste

Tetapi ini telah dilakukan dengan cara yang tidak terorganisir, dengan pusat distribusi yang menampilkan sedikit jarak sosial dan penggunaan peralatan pelindung pribadi yang tepat.

Ada beberapa pembatasan pada kegiatan ekonomi. Kompleks perbelanjaan utama di Dili ditutup sebentar selama gelombang awal pandemi, tetapi sekarang dibuka, memungkinkan sejumlah besar orang untuk berbelanja di ruang tertutup.

Kurangnya infrastruktur sosial dasar menghambat upaya pencegahan Covid-19 dalam berbagai cara.

Di pasar tersibuk Dili, Pasar Taibessi, satu tempat cuci tangan telah rusak dan tidak digunakan selama berbulan-bulan.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: wsws.org


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x